Nyanyian Sebagai Saksi Hidup

Ulangan 31:14-30
Minggu ke-4 sesudah Pentakosta

Sebelum Musa dikumpulkan dengan nenek moyangnya, hal apa yang membuatnya sangat gentar sekaligus geregetan? Generasi Israel yang baru tidak mau belajar dari sejarah pemberontakan nenek-moyang mereka di padang gurun. Kedegilan dan tengar tengkuk bangsanya merupakan kelemahan terbesar mereka. Selama Musa masih hidup, bangsa Israel berulang kali melawan Allah. Berkali-kali Musa minta pengampunan dari Allah (lih. Ul. 32-34). Tidak heran Musa menegur dan memperingati dengan keras generasi Israel agar tidak lupa diri jika hidup mereka menjadi nyaman di Tanah Perjanjian (27-29).


Musa sama sekali tidak mengetahui apa yang bakal terjadi dengan bangsa Israel di kemudian hari. Allah yang membuka rahasia itu kepada Musa bahwa orang-orang Israel akan mengikuti jejak nenek moyangnya (14-16). Bahkan hukuman yang akan mereka terima disingkapkan Allah kepada Musa, yaitu: Pertama, murka Allah akan menimpa umat-Nya dengan pelbagai malapetaka dan kesusahan (17). Kedua, Allah menyembunyikan wajah-Nya kepada bangsa Israel (18). Artinya, Allah mencabut pemeliharaan dan penyertaan-Nya atas orang-orang Israel. Mereka tidak hidup dalam anugerah Allah, melainkan hidup dalam kutukan Allah. Sebagai buktinya, Allah memerintah Musa menuliskan sebuah nyanyian yang menceritakan diri bangsa Israel (19-22). Lagu ini wajib dinyanyikan oleh semua orang tanpa memandang usia, golongan, latar belakang sosial dan ekonomi (22, 30). Tujuannya, untuk mengingat identitas mereka sebagai budak di Mesir dan mawas diri atas kecenderungan mendua hati terhadap Allah. Dengan demikian, nyanyian itu dijadikan sebagai alat bukti dan saksi hidup antara Allah dengan bangsa Israel (24-26).


Kenyataan ini harus diterima oleh Yosua. Masa depan bangsa Israel terletak di pundak kepemimpinannya. Untuk itu, Musa menguatkan Yosua agar tidak gentar dan takut (23). Sebab Allah Israel akan menyertai kepemimpinan Yosua.


Hidup benar dan jadilah saksi Kristus bagi dunia ini. [TG]

Scripture Union Indonesia © 2017.