Allah akan Memusnahkan Umat-Nya

Ulangan 28:47-68
Minggu ke-3 sesudah Pentakosta

A llah Israel bukan hanya Allah yang cemburu, tetapi juga adalah api yang menghanguskan (Ul. 4:24; Ibr. 12:29). Pernyataan ini memperlihatkan Allah itu konsisten dan konsekuen dengan ikatan perjanjian-Nya dengan nenek moyang bangsa Israel.


Persoalannya bukan pada diri Allah, melainkan pada umat Israel. Kedegilan hati dan tegar tengkuk sebagai umat pilihan menyebabkan Allah memberikan peringatan keras kepada generasi baru Israel. Apabila mereka melanggar titah-Nya, maka Allah akan memusnahkan mereka sampai tidak tersisa. Itu sebabnya kata "punah" menjadi ekspresi Allah terhadap umat-Nya. Kata "punah" melukiskan dua hal, yakni: sebagai hasil akhir dari puncak murka Allah (20, 24, 45, 48, 61, 63) dan sebagai simbol pembuangan dari hadirat Allah. Cara Allah memunahkan mereka, yaitu dengan kutukan beruntun dan bergelombang. Tingkat dan kekuatan kutukan ini makin lama semakin keras dan mematikan (58-59).
Ada beberapa kutukan dahsyat yang bakal menimpa mereka, antara lain: Pertama, bangsa Israel menjadi tawanan dan siksaan bangsa yang keji dan kejam (47-52, 63-68). Mereka akan mengalami kondisi lebih parah dari penindasan yang dialami oleh nenek moyang Israel sewaktu diperbudak di Mesir. Tidak ada satu pun yang tersisa bagi mereka. Semua hasil bumi dan kekayaan mereka dirampas tanpa belas kasihan. Yang tersisa hanyalah kelaparan, telanjang, dan rasa haus yang luar biasa. Kedua, kanibalisme akan terjadi di tengah-tengah Israel (53-57). Saking laparnya, mereka saling bertikai dan menghalalkan segala cara untuk mempertahankan hidupnya. Anak-anak, bayi, ari-ari bayi, dan orang lemah menjadi korban kanibalisme. Ketiga, tulah-tulah di Mesir dan segala jenis penyakit yang belum pernah ada di muka bumi akan menimpa bangsa Israel (58-61). Dahsyatnya kutukan Allah membuat populasi mereka menjadi sedikit dan hampir punah sebagai bangsa (62).


Allah cemburu karena kita adalah milik-Nya. Ia tidak ingin umat-Nya mendua hati. Ia menjatuhkan hukuman sebagai bentuk peringatan. [TG]

Scripture Union Indonesia © 2017.