Keras Kepala, Ditaklukkan!

Ulangan 2:26-37

Tuhan memerintahkan agar mereka menaklukkan Sihon, raja Hesybon (24), tetapi justru ditawarkan perdamaian dan minta izin lewat serta belanja di sana (25-28). Sekilas hal ini terkesan melanggar perintah Tuhan. Daerah Sihon yang terletak di daerah Trans-Yordan memang tidak termasuk dalam tanah perjanjian.


Metode penawaran damai ini adalah untuk menunjukkan sikap raja Sihon yang sebenarnya. Dia dan kerajaannya telah siap dihukum Tuhan sehingga Sihon memilih untuk mengeraskan hati terhadap permintaan Israel (30). Bagi Tuhan, hal ini merupakan kesempatan untuk menaklukkannya sebagaimana telah Allah perintahkan sebelumnya. Kekerasan hati Sihon berada dalam kendali Allah, seperti terlihat dalam kasus Firaun (Kel. 4:21). Sesuai janji Tuhan, Sihon dan kerajaannya dapat ditaklukkan dan menjadi milik umat-Nya (31-36). Inilah satu kemenangan besar dan itu bukan hasil kekuatan umat-Nya.


Sebelum perang dimulai, Tuhan membuat musuh Israel kalah secara mental. Mereka sudah ketakutan terhadap bangsa Israel. Lalu Tuhan menyerahkan mereka kepada Israel sehingga penduduk, hewan, dan segala harta milik mereka dapat dikuasai Israel. Tetapi Israel tetap memegang teguh perintah Tuhan untuk tidak menyerang bani Amon (37).


Tuhan telah menawarkan perdamaian untuk Sihon. Sikap keras kepala mereka membawa kerajaannya dalam kehancuran. Ketika Tuhan membiarkan seseorang mengeraskan hatinya, hal itu merupakan salah satu bentuk hukuman yang paling berat. Artinya, orang itu tidak mendapatkan kesempatan untuk bertobat. Bagaimana pun, umat Allah tidak perlu gentar ketika ada ancaman yang akan menyerangnya. Tuhan sanggup menimbulkan rasa gentar dalam hati orang yang ingin menyerang umat-Nya. Tanpa berperang, umat-Nya telah memperoleh kemenangan karena musuh telah kehilangan semangat.


Renungkan: Lakukan saja yang Tuhan perintahkan. Bagaimana pun Tuhan yang berperang bagi kita. [TNT]

Scripture Union Indonesia © 2017.