Allah Mengawasi Umat-Nya

Markus 12:1-12

Di abad ke-18, seorang filsuf Inggris yang bernama Jeremy Bentham membuat sistem penjara yang dapat mengontrol setiap gerak-gerik para narapidana melalui menara pengawas. Di satu sisi, setiap narapidana menyadari bahwa dirinya berada dalam pengawasan. Di sisi lain, tidak satu pun dari mereka tahu kapan pengawasan itu dilakukan. Menara pengawas ini disebut sebagai panoptikon.


Dalam perumpamaan Yesus, pemilik tanah dan kebun anggur adalah Allah, sedangkan orang-orang Israel dilukiskan sebagai kebun anggur. Sebagai pemilik kebun anggur, Ia memercayai para pekerja upahan untuk menggarap lahan anggur (1). Walau pemilik anggur tidak berada di tempat, ia selalu memantau kebun anggurnya dari jauh dengan cara mengutus orang untuk menagih 50 persen dari hasil panen (2).


Para pemimpin dan pemuka agama Israel dilukiskan sebagai pekerja upahan. Allah memberi kewenangan kepada mereka untuk merawat dan menggarap kebun anggurnya tanpa dipungut uang sewa. Allah hanya meminta pembagian hasil. Yang terjadi adalah air susu dibalas air tuba. Mereka membuat rencana perampasan dan pembunuhan berencana. Orang utusan dilukai dan dibinasakan (3-5), sedangkan ahli waris dibunuh dengan cara yang keji (6, 8). Dengan cara itu, mereka berpikir lahan itu menjadi milik mereka (7). Ternyata dugaan mereka meleset. Si pemilik tanah datang mengklaim kembali haknya dan menghabisi mereka (9).


Melalui perumpamaan ini, Yesus menegur keras kejahatan kaum agamawan Israel yang suka memakai jubah agama dan memanipulasi nama Allah untuk memeras sesamanya demi keuntungan pribadi. Yesus mengingatkan bahwa mata Allah selalu mengawasi mereka dari tempat yang jauh. Sekalipun mereka membinasakan Yesus sebagai seorang kriminal, Allah justru mengangkat Yesus sebagai Hakim dunia. Di hari penghakiman itu, mereka tidak akan lolos dari penghakiman Allah (10-11).


Renungkan: Hiduplah dengan bertanggung jawab dan takut akan Allah sebab Ia senantiasa mengawasi kita dari takhta-Nya yang kudus. [TG]

Scripture Union Indonesia © 2017.