Konsep Pelayanan Kristus

Markus 6:6b-13

Beberapa pelayan Tuhan frustasi ketika pelayanan mereka tidak berhasil. Hal ini diakibatkan karena mereka ingin menentukan tempat, cara, dan hasil pelayanan mereka.


Konsep pelayan Kristus terletak pada teladan Kristus (6b). Mereka dipanggil secara pribadi, tetapi diutus "berdua- dua". Dalam ladang pelayanan, mereka diperlengkapi dengan kuasa Allah untuk mengalahkan roh Jahat (7). Selain itu, pelayan tidak boleh mengandalkan hal- hal lahiriah (8). Mereka dapat membawa tongkat sebagai lambang pelayanan yang tidak mudah. Mereka hanya boleh memakai sandal (sesuatu yang ringan untuk perjalanan jauh dan tanpa menambah beban) (9). Kalau pelayanan mereka diterima, itu karena kabar baik yang diberitakan. Kalaupun kondisi ladang pelayanan buruk, mereka harus bertahan sampai Tuhan perintahkan mereka pergi. Andaipun mereka gagal membawa jiwa maupun ditolak, maka mereka sebaiknya meresponsnya dari sudut pandang Tuhan dan bukan dari kekecewaan pribadi (11).


Cara mengebaskan debu mengikuti tradisi Yahudi ortodoks yang menunjukkan bahwa tanah atau orang tersebut bukanlah umat Tuhan. Pelayan Tuhan harus memberi respons panggilan dengan pergi dan memberitakan pertobatan (12). Mereka wajib mengusir roh-roh jahat. Pengolesan minyak dapat menjadi simbol penyertaan Roh Kudus, meski secara fisik Tuhan dapat memberi kesembuhan kepada pribadi-pribadi yang membutuhkan tanda dari Tuhan (13).


Setiap pelayan harus memiliki panggilan yang jelas. Pelayanan juga membutuhkan rekan kerja dan dukungan dari orang lain. Keterbatasan dan kesulitan yang dihadapi dalam pelayanan mengajar pelayan untuk merendahkan diri dan mengandalkan Tuhan saja. Banyak pelayan berharap pelayanan mereka berhasil karena memenangkan banyak jiwa. Tetapi dalam teks ini, pelayan diajar untuk merendahkan hati bahkan diri mereka. Yang diutamakan bukan kecakapan pribadi, melainkan isi berita keselamatan yang membawa pertobatan atas dosa. Saat melayani Tuhan, lakukanlah dengan cara Tuhan! [TNT]

Scripture Union Indonesia © 2017.