Diperdamaikan dengan Allah

2 Korintus 5:11-21

Di dalam pelayanannya, Paulus selalu berusaha meyakinkan orang. Namun, ia tidak perlu meyakinkan Allah, karena Allah tahu isi hatinya. Paulus juga berharap agar orang Korintus meyakini pelayanannya serta isi pemberitaannya. Namun, itu bukan karena Paulus menginginkan agar orang Korintus memuji-muji dirinya (12).


Sebenarnya, Paulus sedang berbicara secara ironis di sini. Orang Korintus jelas tidak akan memuji Paulus karena menganggap bahwa seorang rasul tentu tidak akan mengalami penderitaan. Mereka lebih memandang orang dari segi penampilannya dan bukan dari hatinya. Mungkin saja orang Korintus menganggap Paulus itu kurang waras karena membanggakan penderitaan yang dialaminya. Namun semua itu dilakukan oleh Paulus karena ia didorong oleh kasih Yesus kepadanya. Ia melayani karena ia telah menerima anugerah kasih Yesus. Anugerah itulah yang membuat Paulus hidup bukan hanya bagi dirinya sendiri, tetapi bagi Kristus yang telah mati dan bangkit bagi dia.


Anugerah itu membuat orang yang ada di dalam Kristus menjadi ciptaan baru (17). Namun ciptaan baru tidak bermakna langsung sempurna, melainkan bahwa kita sudah diubahkan, sedang mengalami perubahan, dan terus berubah.


Menjadi ciptaan baru bukan sesuatu yang layak kita terima begitu saja, karena merupakan karunia Allah yang diterima dengan iman. Hidup sebagai ciptaan baru berarti membiarkan Allah berkarya di dalam diri kita.


Sebelumnya, dosa telah membuat kita terasing dari Allah. Namun di dalam kebesaran kasih-Nya, Ia telah merekonsiliasi hubungan kita dengan-Nya melalui pribadi dan karya Yesus Kristus. Maka berita ini seharusnya digemakan terus: "Berilah dirimu diperdamaikan dengan Allah".


Berita ini patut juga kita kumandangkan kepada setiap orang yang belum pernah mendengar. Pemulihan hubungan dengan Allah dan kasih Allah yang begitu besar layak juga dialami oleh orang-orang di sekitar kita, sehingga bukan hanya kita sendiri yang mengalaminya. Dampak berita itu kiranya mendorong kita untuk memberitakannya terus.

Scripture Union Indonesia © 2017.