Hitung berkat

Bilangan 26

Tiga puluh delapan tahun sebelumnya, pada permulaan masa Kitab Bilangan, ketika Israel berkemah di Gunung Sinai, Tuhan memerintahkan mereka untuk mengadakan sensus (Bil. 1:2-3). Sensus pertama ini diadakan untuk perhitungan jumlah kekuatan militer Israel sebelum memasuki Tanah Perjanjian.


Sebelum pergi berperang melawan bangsa Midian seperti yang diperintahkan Tuhan (Bil. 25:18), Tuhan menyuruh Musa untuk mengadakan sensus lagi (2). Yang dihitung adalah pria berumur dua puluh tahun ke atas, yang sanggup berperang. Dua puluh empat ribu orang telah mati dalam bencana sebelumnya (Bil. 25:9). Mereka adalah generasi terakhir yang menolak memasuki Tanah Perjanjian tiga puluh delapan tahun sebelumnya. Hanya Kaleb, Yosua, dan Musa yang masih tetap ada saat itu, sebagaimana firman Tuhan (64-65). Sensus ini juga bertujuan untuk melihat seberapa besar jumlah setiap suku agar Musa dapat memperhitungkan seberapa luas wilayah di Tanah Perjanjian yang akan mereka tempati (53-54).


Bila kita bandingkan hasil sensus pertama (Bil. 1:46) dan sensus kedua (51), maka kita akan melihat bahwa perubahan jumlahnya tidak terlalu banyak. Padahal bangsa Israel hidup dalam kondisi yang tidak menentu selama tiga puluh delapan tahun. Ditambah lagi dengan beberapa kali kegagalan mereka untuk berpaut kepada Allah. Melalui semua itu, kita dapat melihat bagaimana Allah melindungi umat-Nya dan akan membawa mereka ke Tanah Perjanjian sebagaimana yang ia telah janjikan kepada para patriark. Inilah hal penting yang ingin dinyatakan oleh Kitab Bilangan.


"Hitunglah berkatmu pasti kau lega, dan bernyanyi t'rus penuh bahagia...", itulah penggalan lagu rohani yang mengajak kita untuk menghitung berkat ketika hidup dilanda badai. Melihat kembali perjalanan hidup dan menghitung-hitung kembali berkat Tuhan yang telah kita alami, memang perlu kita lakukan secara berkala. Itu akan mengaburkan kabut kelam yang melanda hidup kita. Di sisi lain, puji-pujian akan mengalir dari bibir kita.

Scripture Union Indonesia © 2017.