Minta Tuhan membela

Mazmur 17

Kita semua gelisah ketika melihat para pemimpin lembaga ad hoc yang diharapkan bisa memberantas korupsi, dikriminalisasi satu persatu, supaya lembaganya menjadi impoten! Kita berharap agar presiden bisa bersikap tegas dalam membela yang benar.


Apa yang dialami oleh mereka yang terkriminalisasi juga dirasakan oleh Daud. Ia tahu musuh-musuhnya bersekongkol untuk menghancurkan dia. Ia tidak sanggup menghadapi mereka dengan kekuatannya sendiri. Karena itu, ia meminta Tuhan membelanya. Permintaan itu didasari keyakinan bahwa dirinya tidak bersalah, sehingga ia berani membawa perkaranya di hadapan Allah, Sang Hakim Agung! Allah sekaligus menjadi saksi bagi ketidakbersalahan dirinya (3-5) bahwa ia tetap setia mengikuti pimpinan Allah. Pada saat yang sama, Daud meyakini bahwa kasih setia Allah akan memeliharanya dari tangan para musuh (7-9).


Daud tahu bahwa musuh akan menggunakan segala daya untuk menghancurkan dia (10-12). Sebab itu, Daud memohon agar Tuhan meluputkan dia dari para musuh dan menghancurkan mereka tuntas (13-14). Baris-baris di ayat 14 bisa dimengerti sebagai suatu ironi bagi para musuh yang begitu lahap mencoba memuaskan hidup mereka dengan kejahatan, seolah mereka dan keturunannya akan terpuaskan. Namun sebenarnya kepuasan mereka semu karena hanya sebatas di dunia ini. Sedangkan Daud meyakini bahwa anak-anak Tuhan akan mengalami kepuasan sejati karena berada di hadapan Tuhan, Sang Pemilik dunia ini (15).


Orang yang mencari keadilan dan kebenaran di dunia ini pasti kecewa bahkan frustasi. Satu-satunya tempat sandaran kita ialah Allah, yang di dalam Kristus telah menegakkan keadilan dan kebenaran. Itulah kekuatan kita untuk bertahan tidak kompromi, bahkan berani menyuarakan keadilan dan kebenaran dengan bersandar pada Sang Hakim.

Scripture Union Indonesia © 2017.