Hukuman pasti setimpal

Lukas 13:1-9

Kadang kita menganggap kalau seseorang mati secara tidak wajar, pastilah itu dikarenakan semasa hidupnya ia jahat. Padahal, asumsi seperti itu menyesatkan. Bagaimana cara kematian seseorang tidak berhubungan dengan baik-jahatnya kehidupan orang tersebut. Apakah beberapa misionaris yang mati dibunuh bahkan dimakan oleh suku yang dilayaninya, atau yang teraniaya sampai mati oleh para fanatik agama tertentu itu orang-orang jahat? Bagi mereka menderita dan mati bagi Kristus merupakan kehormatan dari Allah.


Yesus menegaskan bahwa orang yang mengeraskan hati untuk tidak bertobat akan mengalami kematian yang mengerikan. Tentu, yang dimaksud Yesus, bukan cara kematian secara fisik. Kengerian kematian seseorang yang tidak bertobat ialah penderitaan kekal yang harus dihadapi orang tersebut. Intinya, Yesus mengingatkan kita bahwa hukuman Allah adil. Penolakan akan anugerah Tuhan membuat seseorang hidup di luar anugerah. Hidup di luar anugerah, berarti tertutupnya jalan kehidupan. Betapa mengerikan.


Yesus memakai ilustrasi untuk menegaskan maksud-Nya. Pemilik kebun anggur tentu tidak mengharapkan pohon ara tumbuh di dalamnya. Bagaimana pun panen buah anggur lebih berharga daripada panen buah ara. Jadi bagi pohon ara dibiarkan tumbuh di kebun anggur, dan mendapatkan perhatian ekstra (8), merupakan anugerah. Akan tetapi, kalau pada akhirnya pohon ara itu tetap tidak menghasilkan apa-apa, bukankah hal ini sangat keterlaluan? Apa gunanya lagi, selain dipotong dan dibuang.


Tidak seorang pun layak di hadapan Tuhan. Anda dan saya sama-sama orang berdosa yang pantasnya mati masuk neraka. Namun, ibarat pohon ara, kita mendapatkan anugerah dan kesempatan untuk menghasilkan buah. Hal itu dimulai dengan bertobat, dan menghasllkan buah pertobatan. Sudahkah Anda bertobat dan menghasilkan buah pertobatan? Ingatlah, jangan sampai hukuman Allah setimpal menimpa Anda!

Scripture Union Indonesia © 2017.