Percaya berarti tunduk!

Yeremia 42:1-22

Seorang pemuda pernah datang kepada saya untuk menanyakan kehendak Allah dalam hidupnya. Saya bertanya balik kepadanya, apa yang akan ia lakukan kalau sudah mengetahui kehendak Allah, apakah ia akan mematuhinya? Percuma tahu kehendak Allah kalau tidak ada keinginan atau ketaatan melakukannya.


Apakah Yohanan dan sisa rakyat Israel sungguh-sungguh mencari kehendak Allah untuk mematuhinya? Sepertinya pertanyaan mereka tulus dan bahkan disertai dengan janji untuk menaati apa pun kehendak Allah (1-3, 5-6). Maka, Yeremia pun menyatakan kehendak Allah dengan terus terang (10), dan memberikan kepada mereka peringatan keras untuk tidak membangkang pada kehendak Allah (13-22). Allah menghendaki mereka untuk tetap tinggal di Yerusalem dan tidak lari ke Mesir. Ia menjanjikan mereka bahwa hati Nebukadnezar akan lunak untuk tidak menghukum mereka karena pemberontakan Ismael (11-12). Sebaliknya, kalau tidak taat dan lari ke Mesir, kematianlah yang akan mereka alami.


Mengapa peringatan Yeremia begitu keras? Mungkinkah hal ini menunjukkan bahwa Yeremia sudah dapat menduga isi hati dan motivasi mereka sesungguhnya? Perikop besok akan memperlihatkan hati mereka sesungguhnya (43:1-7).


Mengapa mereka tidak boleh lari ke Mesir? Karena lari ke Mesir menunjukkan bahwa mereka lebih bersandar pada kekuatan manusia daripada kepada kekuatan Allah. Inilah yang kerap kali dilakukan oleh para raja Israel atau Yehuda pada masa lampau. Sebaliknya, percaya kepada Allah berarti bersedia mematuhi pimpinan dan kehendak-Nya, walaupun itu mungkin bukan sesuatu yang menyenangkan.


Percaya berarti tunduk. Percaya bahwa rencana Allah selalu yang terbaik bagi anak-anak-Nya. Termasuk ketika rencana-Nya ialah bahwa melalui masalah yang harus mereka alami karena dosa mereka, Allah sedang memurnikan mereka! Bersediakah Anda untuk tunduk pada kehendak dan cara-Nya memroses hidup Anda? Percaya berarti tunduk!

Scripture Union Indonesia © 2017.