Menentang nabi palsu

Yeremia 23:9-20

Di negeri kita yang tercinta, hampir semua lini kehidupan sudah terkontaminasi oleh korupsi dan manipulasi. Bukan hanya pada kepemimpinan politik, bahkan dalam kepemimpinan agama pun kita temukan banyak penyimpangan.


Kalau dalam beberapa pasal sebelumnya Yeremia menyerang kebobrokan para raja Yehuda, kini para nabi dan imam pun tdak luput dari tudingan akan dosa-dosa mereka. Yeremia membongkar dosa-dosa para nabi Samaria maupun nabi Yerusalem (13-14). Samaria memang sudah hancur di tangan Asyur. Itu terjadi karena raja dan pemimpin agama terlibat dalam penyembahan Baal. Sehingga rakyat pun ikut-ikutan dalam dosa tersebut.


Akan tetapi, para pemimpin Yehuda yang sudah melihat dan menyaksikan murka Allah dicurahkan atas Samaria, dan penghukuman dahsyat sudah menceraiberaikan mereka, tidak belajar dari hal tersebut. Malahan para nabi dan imam Yerusalem menambahkan dosa mereka dengan tindakan-tindakan jahat yang sepadan dengan dosa Sodom dan Gomora (14). Memang dalam catatan beberapa nabi, Sodom dan Gomora menjadi contoh atau ilustrasi kejahatan bagi Israel, sehingga pantas menerima hukuman dashyat Allah (Yes. 1:9-10; 3:9; Yeh. 16:46, 48; Am. 4:11).


Yeremia menuding dosa-dosa mereka sebagai nubuat palsu. Mereka memberikan harapan sia-sia kepada umat Yehuda bahwa perbuatan dosa mereka tidak akan membawa mereka pada penghukuman Tuhan (16-17). Seandainya mereka hadir dalam sidang Ilahi dan memperhatikan firman Tuhan (18), pastilah mereka tidak akan bernubuat palsu seperti itu. Keputusan Tuhan sudah tetap, murka-Nya akan menghukum umat-Nya, termasuk para pemimpin jahat itu, sampai tuntas (19-20).


Perasaan Yeremia tertekan sekali karena sebagai nabi Allah ia harus berhadapan dengan nabi-nabi palsu yang merusak kerohanian umat dengan nubuat palsu mereka (9). Apakah hati Anda juga hancur ketika melihat pemimpin bangsa kita merusak rakyat dengan perbuatan busuk mereka? Beranikah Anda mengutarakan suara kenabian kepada pemimpin seperti itu?

Scripture Union Indonesia © 2017.