Yang utama: ketaatan

Yeremia 7:21-28

Dalam bukunya, "The 7 Habits of Highly Effective People", Stephen R. Covey menganjurkan orang untuk memiliki kebiasaan "Put first things first", yaitu memprioritaskan hal-hal yang utama pada tempat yang utama juga. Umat Allah tidak tahu membedakan manakah yang lebih utama, persembahan yang sebenarnya ditujukan kepada Allah ataukah Allah yang menerima persembahan itu.


Ini menyebabkan Allah marah hingga secara ironi Dia memerintahkan umat untuk menambah kurban dan memakannya habis (21). Padahal biasanya umat hanya memakan sebagian saja (bdk. Im. 7:11-18; 22:27-30).


Allah mengatakan ini karena kurban persembahan bukanlah perhatian-Nya yang utama (2). Maka bagaimanapun umat mematuhi perintah tentang persembahan, itu bukanlah sesuatu yang penting. Yang penting adalah menaati Allah, bukan sekadar mengikuti berbagai prosedur dalam memberikan persembahan, yang hanya merupakan simbol ketaatan saja (23). Tentu simbol ketaatan tidaklah lebih penting dibandingkan dengan subjek ketaatan itu sendiri.


Perintah Allah agar umat taat juga disertai dengan janji berkat (Kel. 19:5-6). Sayangnya Israel tidak mau mendengar dan taat pada firman Tuhan. Mereka begitu keras kepala. Bukannya maju mengarah pada berkat, mereka malah mundur mengarah pada kutuk. Sejak zaman keluarnya umat dari Mesir, Allah telah mengutus hamba-hamba-Nya untuk mendorong umat mengikuti Dia (bdk. ayat 13). Generasi berikutnya pun tidak mau memberi perhatian pada firman Tuhan (26). Mereka malah lebih jahat. Sebab itu, meski Yeremia menyampaikan firman Tuhan, umat tidak akan mau merespons, sama seperti mereka tidak mau mendengarkan para pendahulu Yeremia (27). Maka Yeremia harus menyebut mereka sebagai bangsa yang tidak taat (28).


Firman Tuhan kepada Yeremia merupakan peringatan keras bagi kita juga. Mari kita introspeksi diri, adakah semua ritual ibadah yang kita lakukan sungguh-sungguh karena kerinduan untuk menaati Allah?

Scripture Union Indonesia © 2017.