Allah yang Kudus & kenajisan

Imamat 13:29-46

Konsep mengenai kenajisan dan ketahiran cukup asing bagi kebanyakan orang Kristen karena anggapan bahwa hukum Taurat tidak lagi diberlakukan untuk kita. Namun, dalam Perjanjian Lama konsep ini sangat penting karena hanya mereka yang tahir yang dapat hidup dalam komunitas umat Allah dan beribadah kepada Allah yang kudus.


Nas hari ini menunjukkan bahwa imam harus melakukan penelitian dengan saksama mengenai penyakit-penyakit kulit yang dapat membuat seseorang menjadi najis. Hal ini harus dilakukan karena menyangkut status orang tersebut dalam komunitas umat Tuhan dan dalam kehidupan ibadahnya. Jika ternyata orang itu divonis berpenyakit kusta, maka orang tersebut harus mengakuinya di depan umum dan kemudian tinggal di luar komunitas umat Tuhan (45-46).


Mengapa orang itu harus tinggal di luar perkemahan? Karena Allah yang kudus tinggal di perkemahan tersebut, sehingga perkemahan itu kudus. Kekudusan dan kenajisan tidak dapat hidup berdampingan. Allah yang kudus menuntut umat-Nya hidup kudus. Allah tidak dapat hidup berdampingan dengan segala bentuk kenajisan. Hal ini menunjukkan realitas yang sangat penting: Allah kita kudus dan tidak bertoleransi terhadap kenajisan sedikit pun.


Hukum ibadah seperti ini, yaitu bahwa jemaat harus datang kepada Allah dalam keadaan tahir, memang tidak berlaku bagi kita, karena semua hukum ibadah tersebut sudah tergenapi dalam Kristus. Namun Allah kita tidak berubah. Dia tetap Allah yang kudus yang tidak menoleransi kenajisan. Bentuknya bukan lagi tahir secara ritual, melainkan tahir secara hati yang diwujudkan dalam hidup sesuai dengan kekudusan Allah. Seperti kutipan Petrus, "Ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus" (1 Ptr. 1:16, mengutip dari Im. 19:2).


Karena kita menyembah Allah yang kudus, maka kita harus menyadari bahwa hanya kehidupan yang kudus yang dapat diperkenan oleh-Nya. Marilah kita yang sudah dikuduskan oleh Kristus, berupaya untuk hidup dalam kekudusan, yaitu hidup dengan menjalankan perintah-perintah yang Allah berikan kepada kita.

Scripture Union Indonesia © 2017.