Kurban keselamatan

Imamat 3:1-17

Kurban keselamatan dipersembahkan sebagai bentuk pengucapan syukur, pemenuhan nazar, atau secara sukarela. Penjelasan ini, memberi instruksi yang sama untuk hewan persembahan yang berbeda (1, 6, 12). Ayat 17 menegaskan agar umat Israel tidak memakan lemak dan darah.


Memang tidak mungkin semua lemak diharamkan karena tak terhindarkan akan ada lemak yang bercampur dengan daging. Lemak yang tidak boleh dimakan oleh umat Israel adalah lemak pada bagian-bagian yang telah dijabarkan pada ayat 3-4, 9-10, 14-15. Lemak dipahami sebagai bagian yang terbaik. Dalam Bilangan 18:12, misalnya, ungkapan "yang terbaik" dari antara minyak, anggur, dan gandum dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dari kata yang juga berarti "lemak" dalam bahasa Ibrani. Secara ritual, lemak sebagai bagian istimewa, bagian yang terbaik dari sebuah hewan, dikhususkan untuk bagiannya Tuhan.


Darah dipahami sebagai tempat bersemayamnya kehidupan (lih. Im. 17:10-16; Ul. 12:23). Darah dikhususkan bagi keperluan penebusan dan karenanya sama sekali tidak boleh dikonsumsi oleh orang Israel. Ada dimensi misteri dan sakral dalam larangan mengkonsumsi darah. Kita juga melihat bahwa larangan mengkonsumsi darah ini mengantisipasi pengurbanan Tuhan melalui penumpahan darah-Nya di kayu salib.


Kurban keselamatan yang dinikmati bersama oleh Tuhan, imam, dan orang yang mempersembahkan kurban ini (lih. Im. 7:11-21, orang tersebut boleh ikut memakan daging persembahannya) menggambarkan sebuah persekutuan bersama yang mesra. Dengan penumpahan darah terjadi penebusan dan melalui penebusan terjadi rekonsiliasi antara umat dengan Tuhan. Di dalam simbolisme yang Tuhan tetapkan sejak awal kehidupan Israel sebagai bangsa, kita telah melihat bahwa Tuhan menyiapkan segala sesuatunya yang kelak akan dipenuhi dalam diri Tuhan Yesus. Yaitu, sebuah penebusan yang final dengan korban yang Tuhan sendiri sediakan bagi kita sehingga kita hanya perlu menerimanya dengan iman.

Scripture Union Indonesia © 2017.