Pemimpin yang tak bertanggung jawab

Yesaya 56:9-57:5

Umat Tuhan yang baru diingatkan mengenai hal-hal yang dapat membawa mereka kembali ke dalam penghukuman, yaitu para pemimpin yang malas, orang yang mementingkan diri sendiri, dan mereka yang munafik. Semua kategori ini tidak memiliki tempat di dalam Kerajaan Allah.


Para pemimpin umat disebut sebagai sebagai anjing bisu dan anjing pelahap (56:9-10). Mereka seharusnya bertugas menjaga umat, tetapi mereka lalai. Bagai anjing penjaga yang seharusnya menyalak tatkala bahaya datang, mereka malah membisu. Bukannya berjaga dan waspada, mereka malah melamun dan tidur. Padahal mereka bertanggung jawab atas umat dan karena itu seharusnya mereka tidak hanya memikirkan kepentingan diri sendiri.


Bagaimana keadaan umat yang hidup di bawah kepemimpinan yang demikian bobrok? Jumlah orang benar dan orang saleh menyusut karena mati akibat penganiayaan (57:1). Meski demikian, sesungguhnya orang-orang itu pergi ke dalam kedamaian (57:2). Lalu adakah Allah tinggal diam terhadap orang-orang yang telah menganiaya orang-orang saleh itu? Jelas tidak. Allah menghardik mereka yang telah menindas orang-orang saleh (57:3-5). Meskipun sesungguhnya mereka adalah umat Allah, tetapi mereka telah berlaku serong dengan tingkah polah yang sama saja dengan bangsa kafir. Mereka melakukan kebiasaan-kebiasaan kafir yang memuakkan Allah.


Hardikan Allah kepada umat yang serong menjadi peringatan bagi kita. Kecenderungan untuk tidak setia kepada Allah ada pada diri setiap orang bila orang tidak berpegang teguh Allah. Karena itu jangan pernah melangkah surut, berbaliklah selalu kepada Allah bila kita salah mengambil jalan.


Jangan melangkah surut juga bila dunia di sekitar kita mencerca kita karena iman kita. Bahkan bila cercaan berubah menjadi penindasan. Lihatlah bahwa Tuhan tidak akan tinggal diam. Akan tiba saatnya pembelaan Tuhan datang bagi kita dan orang-orang yang menghina kita karena iman kita akan dihakimi Allah. Sebab itu jangan goyah iman, melainkan berdirilah teguh.

Scripture Union Indonesia © 2017.