Saksi Tuhan.

Yesaya 43:8-28
Minggu Epifania 4

Dalam sebuah proses persidangan, salah satu faktor penentu
bersalah atau tidaknya seorang terdakwa adalah kesaksian para
saksi. Karena itu sebelum bersaksi, seorang saksi diangkat
sumpahnya agar mengatakan yang sebenarnya. Seorang saksi haruslah
jujur mengatakan hal-hal yang didengar dan dilihatnya. Bangsa
Israel dipilih Allah untuk menjadi saksi-Nya. Memberitakan tentang
kemahakuasaan Allah sampai ke seluruh bumi. Dipilihnya Israel
sebagai saksi mengandung pengertian bahwa bangsa Israel dipercaya
sebagai saksi-Nya, dan suatu pernyataan kasih Allah kepada umat
yang meskipun telah menyakiti hati-Nya, tetap memperoleh
pengampunan-Nya.


Tuhan sudah mengampuni kita.
Dia tidak mengingat-ingat dosa kita lagi. Karena itu seharusnyalah
kita juga tidak terus menodai diri sendiri dengan berpaut pada
dosa-dosa yang telah diampuni. Yang lama sudah berlalu, yang baru
sudah datang. Yesus telah menjadikan kita ciptaan baru (2Kor.
5:17). Marilah kita hidup dalam pembaruan yang telah diadakan-Nya,
hidup dalam terang kebenaran-Nya dan jadi saksi yang memberitakan
kebenaran-Nya.


Renungkan:
Sampai kapankah kita memberati dan menyusahkan Dia dengan dosa dan
kesalahan kita?


Doa:
Sesungguhnya hanya Engkaulah yang layak menerima hormat, kemuliaan
dan puji-pujian. Haleluya.

Scripture Union Indonesia © 2017.