Raihlah berkat yang sesungguhnya!

Kejadian 36:1-43

Ingat betapa marahnya Esau ketika berkat yang seharusnya menjadi miliknya ternyata diambil oleh Yakub dengan cara menipu ayah mereka? Saat itu Esau hanya menerima bagian berkat yang kedua, yang menempatkan dirinya sebagai hamba dari saudara kembarnya, Yakub. Bahkan kemakmuran pun akan jauh dari hidupnya (Kej. 27:39-40). Namun, kalimat terakhir dari berkat yang diberikan Ishak kepada Esau, bernada pengharapan, yakni jika Esau berusaha dengan sungguh-sungguh maka kemungkinan untuk memperoleh hidup yang lebih baik selalu terbuka baginya. Namun adakah hidup Esau kemudian berjalan baik?


Sepintas, pasal 36 ini memang mencatat tanda-tanda kehidupan Esau yang diberkati, yakni ia memperoleh keturunan dan juga materi yang melimpah (6). Namun itu semua tidak sebanding dengan hal-hal utama yang telah hilang dari hidupnya: hak kesulungannya telah terjual, berkat sebagai anak sulung lenyap, dan ia pun kehilangan kasih orang tuanya karena mengambil istri dari perempuan-perempuan Kanaan dan keturunan Ismael (Kej. 28:6-9).


Memiliki banyak hal dalam hidup ternyata bukan jaminan bahwa Tuhan memberkati hidup orang tersebut. Justru oleh karena banyaknya harta yang dimiliki, Esau malah memutuskan untuk keluar dari tanah perjanjian Kanaan dan memilih tinggal di pegunungan Seir. Sebuah keputusan yang tampaknya arif dari seorang kakak yang ingin mengalah terhadap adiknya. Namun tanpa disadari, keputusan tersebut merupakan sebuah penggenapan bahwa Esau tidak akan mengambil bagian dalam rencana Tuhan. Terbukti, setelah pasal 36 ini, tidak ada lagi catatan tentang Esau dan keturunannya. Sekalipun kaum keturunannya dikenal sebagai orang-orang perkasa sebelum masa raja-raja di Israel (31-43), tetapi sejarah mereka hanya tercatat sebagai musuh yang turut memerangi Israel.


Maka jangan terkecoh oleh kemakmuran hidup seseorang. Apa yang tampak merupakan berkat bisa jadi malah kebalikannya. Berkat Tuhan tidak melulu berupa materi, kasih dan penyertaan Tuhan itulah berkat sejati bagi kita.

Scripture Union Indonesia © 2017.