Keteguhan otoritas-Nya

Markus 11:27-33

Tindakan Yesus membereskan Bait Allah dan menghentikan segala aktivitas komersial yang ada di dalamnya, tentu mengejutkan para pejabat dan pekerja di Bait Allah. Karena itu para pemimpin agama mempertanyakan otoritas yang membuat Yesus merasa berhak melakukan semua tindakan itu. Pertanyaan mereka merupakan jebakan dan dapat digunakan sebagai alat untuk mengajukan Yesus ke pengadilan agama. Namun trik itu ditangkis Yesus dengan memberikan pertanyaan yang dilematis bagi mereka.


Baptisan Yohanes merupakan sesuatu yang berbeda. Para imam memang sering melakukan pekerjaan penyucian di bait suci. Namun Yohanes bukan imam, tetapi ia membaptis orang di sungai atau di tempat di mana ia bisa mendapatkan cukup air. Karena ini merupakan sesuatu yang baru, pembaptisan Yohanes menimbulkan pertanyaan mengenai otoritas apa yang membuat baptisan Yohanes sah. Jelas akan ada dua pilihan, otoritas Allah atau manusia. Mereka kemudian sadar bahwa jawaban mereka akan menjadi dilema, bagai makan buah simalakama. Mereka tahu apa pun jawaban mereka, mereka akan terjebak. Karena itu mereka memilih untuk menjawab, "Kami tidak tahu" (33). Meski demikian, jawaban ini pun memperlihatkan ketidaktertarikan mereka pada kebenaran.


Banyak juga orang Kristen masa kini yang meragukan otoritas Yesus. Orang lebih yakin pada kemampuan teknologi atau kuasa manusia daripada percaya otoritas Yesus. Banyak juga orang Kristen yang beralih kepercayaan karena meragukan kuasa mutlak Yesus.


Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita yakin bahwa Yesus berotoritas untuk menguatkan, menghibur, menolong, dan memulihkan kita? Percayakah kita pada kuasa Yesus, yang sudah terbukti dapat mengalahkan Iblis, menyembuhkan orang yang dirasuki Iblis, menyembuhkan orang kusta, menyembuhkan orang lumpuh, mengampuni dosa, meredakan angin ribut, memberi makan ribuan orang, dan banyak lagi yang lain? Kiranya Tuhan meneguhkan iman kita.

Scripture Union Indonesia © 2017.