Tuhan adalah Raja!

Mazmur 97

Sukacita yang digambarkan di mazmur ini, sedikit berbeda dengan Mazmur 96. Mazmur ini merayakan Tuhan sebagai Raja yang menyatakan diri-Nya memerangi musuh-musuh umat, yaitu para bangsa yang menyembah berhala.


Pemazmur mulai dengan memperlihatkan kedahsyatan Allah, yang ditandai dengan awan (2), api (3), dan kilat (4) yang melanda dunia ini. Awan yang tebal menyatakan takhta Tuhan, api menandakan kekudusan-Nya, sedangkan kilat menandakan kehadiran dan kekuatan- Nya. Kehadiran Allah menghanguskan musuh, menggetarkan bumi, dan melelehkan gunung-gunung. Suatu gambaran dahsyat, Allah menyatakan perang-Nya atas bangsa-bangsa penyembah berhala untuk menegakkan keadilan-Nya (2b, 6).


Oleh kedahsyatan Allah tersebut, para bangsa musuh yang beribadah kepada dewa-dewi berhala dipermalukan (7), sebaliknya umat Tuhan disukacitakan. Dengan kekalahan bangsa-bangsa musuh maka umat Tuhan pun mendapatkan kelepasannya. Sion menjadi tempat kehadiran Allah di tengah umat-Nya. Bahkan menjadi takhta Allah yang mahatinggi yang menghakimi semua bangsa penyembah berhala.


Oleh karena itu pemazmur menutup sukacitanya dengan mengajak semua orang yang mengasihi Tuhan untuk tetap setia kepada Dia serta tidak takut kepada para musuh yang jahat. Pemazmur juga mengajak mereka membenci kejahatan (10). Kalimat di ayat 10a bisa juga diterjemahkan "Tuhan mengasihi orang-orang yang membenci kejahatan." Tuhan akan membebaskan semua orang benar dari tangan orang jahat, serta memberikan sukacita sejati dalam hati mereka.


Pernyataan bahwa Allah adalah Raja yang mengatasi semua bangsa bukanlah slogan semata. Di dalam Kristus Ke-rajaan Allah sudah ditegakkan. Tak ada berhala atau ilah apa pun yang dapat bertahan di hadapan kedahsyatan kemenangan Kristus di kayu salib. Mari kita bersukacita karena kepastian kemenangan itu, dan kita merayakan kemenangan itu dengan memproklamasikannya kepada seluruh dunia!

Scripture Union Indonesia © 2017.