Menghormati Allah

Yehezkiel 40:28-49

Deskripsi Bait Suci dalam penglihatan Yehezkiel jelas menunjukkan
bahwa Bait Suci adalah kompleks peribadahan. Untuk memasuki
komplek tersebut dari pelataran luar, orang harus menaiki tujuh
anak tangga (ayat 26). Lalu ketika menuju pelataran dalam harus
menaiki lagi delapan anak tangga (ayat 31, 34, 37). Jumlah anak
tangga makin bertambah ketika memasuki bagian-bagian utama Bait
Suci. Sepuluh anak tangga dibutuhkan untuk mencapai balai Bait
Suci (ayat 48-49).


Sebelum sampai pada bagian-bagian utama dari Bait Suci yaitu ruang
kudus dan ruang mahakudus, Yehezkiel dihantar pada bagian
pelataran dalam yang hanya boleh dimasuki oleh para imam. Di
pelataran tersebut ada bilik tempat para imam mempersiapkan dan
menyelenggarakan upacara kurban, lengkap dengan perkakasnya.
Utusan Tuhan menjelaskan bahwa hanya para imam dari bani Zadok
yang boleh menyelenggarakan upacara kurban. Bani Zadok adalah
keturunan Eleazar, putra Harun (lih. 1Taw. 6). Kelompok imam ini
dinilai paling setia kepada Tuhan dibandingkan kaum Lewi lainnya
yang pernah mempraktikkan penyembahan berhala (bnd. Yeh.
44:10-14). Selain itu, pemilihan terhadap bani Zadok menegaskan
ulang Taurat Musa bahwa hanya Harun dan keturunannya yang boleh
menjadi imam. Merekalah yang diperkenankan naik ke
wilayah-wilayah kudus dan melakukan tugas kebaktian (ayat 46) dan
persembahan kurban.


Ketatnya ketentuan yang mengatur wilayah-wilayah Bait Suci, pada satu
sisi membuat orang Israel menaruh hormat yang tinggi pada
kekudusan Tuhan Allah. Pada sisi lainnya mereka tidak leluasa
datang beribadah kepada Tuhan. Kita patut bersyukur kepada Allah
karena melalui Yesus kita bisa menghampiri Allah dalam
kekudusan-Nya, kapan saja. Yesus telah membuka jalan dengan cara
mempersembahkan kurban yang sempurna, yaitu diri-Nya sendiri.
Namun kita jangan menggampangkan urusan mendekat kepada Allah,
misalnya sembarangan menyebut nama-Nya yang kudus, sebab itu
berarti kita tak menghormati kekudusan-Nya.

Scripture Union Indonesia © 2017.