Pemulihan demi nama-Nya

Yehezkiel 36:22-38

Seperti apakah pemulihan sejati yang dilakukan Tuhan terhadap
umat-Nya? Bukan sekadar pemulihan hal-hal lahiriah, tetapi yang
dimulai dari hati. Pemulihan yang bukan sekadar reformasi
(perubahan bentuk), tetapi transformasi, perubahan yang bersifat
dari dalam ke luar.


Umat Tuhan harus dipulihkan dari keterikatan dengan dosa. Tuhan
melakukannya dengan mentahirkan mereka dari segala kenajisan dan
keterikatan pada berhala-berhala (ayat 25). Ada dua cara
pentahiran dalam Taurat: melalui air yang membersihkan imam yang
akan bertugas di rumah Tuhan (Kel. 30:17-21), dan lewat upacara
tertentu untuk mentahirkan orang yang baru sembuh dari kusta (Im.
14). Upacara pentahiran bagi seluruh umat Israel dilakukan secara
nasional satu tahun satu kali pada hari raya Pendamaian (Im. 16).
Di situ imam besar masuk ke ruang mahakudus untuk mempersembahkan
kurban pentahiran bagi seluruh bangsa. Setiap tahun upacara
pentahiran harus dilakukan karena kelemahan umat Israel yang
masih diperbudak oleh dosa. Namun pentahiran yang akan Tuhan
lakukan di sini dimulai dari bagian paling inti dalam hidup
umat-Nya, yaitu hati dan roh (ayat 26-27). Hati yang menjadi
pusat kepribadian manusia, yang keras kepala dan tidak sensitif
akan diubah menjadi lembut dan peka akan Tuhan. Roh yang
memberontak terhadap Roh Allah akan jadi penurut dan taat. Semua
itu Tuhan lakukan demi nama-Nya yang sudah dinajiskan oleh dosa
umat-Nya agar kembali dikuduskan dan dimuliakan (ayat 22-23).


Pembaruan batin bukan pekerjaan manusia, tetapi semata-mata kasih
karunia Allah. Kita bersyukur kepada Yesus, darah-Nya yang
tercurah dan mengalir telah membersihkan hati kita yang kotor
oleh dosa, mengubah hati kita jadi lembut, dan membenci dosa.
Pengudusan dari Tuhan Yesus berlaku satu kali untuk
selama-lamanya. Kini kita adalah umat yang dimampukan untuk
menjalani hidup kudus, taat firman, dan melakukan berbagai
perbuatan bajik yang memuliakan Tuhan dan menjadi berkat bagi
sesama.

Scripture Union Indonesia © 2017.