Menyangkal diri

Markus 8:34

Dua kepala sekolah dari dua tradisi pendidikan berbeda dipertemukan
dalam suatu acara talk-show televisi. Yang berasal dari model
pendidikan "zaman dulu" mengatakan bahwa ia menerapkan disiplin
ketat karena dengan cara demikian para murid ditempa menjadi
pribadi bertanggungjawab. Yang berasal dari model psikologi pop
modern mengatakan bahwa para murid perlu diberi kebebasan. Mereka
sebaiknya menemukan sendiri apa yang baik dan tidak baik bagi
diri; sebab dengan demikian mereka akan tumbuh dalam kegembiraan,
bukan dalam paksaan.


Tuhan Yesus tidak sedang membicarakan metode pendidik-an, tetapi
prinsip hidup Kristen. Jika orang ingin menjadi pengikut-Nya,
artinya menjadi orang Kristen sejati, maka ada tiga konsekuensi
yang harus siap kita jalani terus menerus. Tiga hal itu adalah:
menyangkal diri, pikul salib, dan ikut Dia. Ini bukan syarat
sebab Kekristenan bukan agama perbuatan tetapi anugerah
penyelamatan dari Allah. Ini adalah sifat kehidupan Kristen,
artinya tiga hal itu bukan saja terjadi menjelang kita menjadi
Kristen, tetapi sepanjang hidup.


Apa yang Tuhan Yesus maksudkan dengan menyangkal diri ini? Ia tidak
memaksudkan bahwa ada hal-hal yang tadinya kita suka lalu harus
kita sangkali. Seperti misalnya, menyangkal diri dari makanan,
tontonan, hobby, kegemaran tertentu. Yang harus kita sangkali
adalah diri kita, ego kita. Sebab jika orang benar-benar mengikut
Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan, maka hanya satu penggerak
dari semua motif hidupnya; hanya satu pengatur yang menentukan
seluruh orientasi kehidupan. Mempersilakan anugerah Allah
mengampuni, mengubah, menyelamatkan berarti menjalani suatu
kehidupan yang sepenuhnya diisi, dikendali, diberdayakan,
dimurnikan oleh Tuan yang baru itu.


Menjadi Kristen berarti menjalani reorientasi kehidupan detik demi
detik. Bukan lagi diri kita, cara pandang, cita-cita, maupun
hasrat kita yang menjadi pusat, tetapi Yesus. Maka bukan sa-ja
harus bagaimana kita, tetapi harus bagaimana Tuhan terhadap kita
(ini konteks yang digumuli para murid waktu itu) pun bukan kita
yang menentukan. Jika Dia juga menyangkal diri, bagaimana
harusnya saya dan Anda?

Scripture Union Indonesia © 2017.