Serahkanlah pada Tuhan

Mazmur 59

Bagaimana cara kita memandang masalah? Seberapa sering kita
menyerahkan masalah kita kepada Tuhan?


Daud menghadapi masalah yang sangat berat. Ia dikejar-kejar dan
nyawanya terancam. Yang memburu dia adalah Saul, raja Israel.
Ironisnya ia sama sekali tidak melakukan perbuatan yang membuat
dia layak diperlakukan sebagai buronan dengan ancaman hukuman
mati (ayat 4-5a). Lalu kenapa Saul begitu bernafsu menghabisi
nyawanya? Karena Saul merasa kedudukannya terancam akibat
keberhasilan Daud dalam perang. Daud tidak dianggap sebagai
pahlawan bangsa, tetapi justru sebagai rival yang mengancam
takhta. Ia khawatir jabatannya beralih ke tangan Daud. Maka
satu-satunya cara untuk mengatasi hal itu, Daud harus
disingkirkan.


Bagaimana Daud menanggapi ancaman maut dari Saul? Ia berseru kepada
Allah memohon kelepasan dari penyerangnya, orang yang bermaksud
membunuh dia (ayat 2-3, 5b-8). Ia mengibaratkan orang itu
seumpama anjing yang memanfaatkan senja untuk menyerang orang
(ayat 7-8, 15-16). Bagaimana Daud memandang masalahnya dari sudut
pandang Tuhan? Ia tahu bahwa Tuhan menertawakan orang itu (ayat
9). Artinya Tuhan memandang remeh tindakan itu. Maka tak ada
keraguan bagi Daud untuk menyerahkan perkaranya kepada Tuhan
(ayat 10-14). Ia berharap Tuhan memakai mereka sebagai pelajaran
agar orang tahu bagaimana Allah menghukum orang yang melawan Dia
dan yang diurapi-Nya (ayat 12).


Masalah berat dengan ancaman nyawa tidak membuat Daud panik dan
melupakan Tuhan. Meski berhadapan dengan penguasa yang bisa saja
membinasakan dirinya, Daud tahu bahwa semua itu tidak berarti
apa-apa bagi Tuhan.


Mazmur Daud ini kiranya menguatkan kita tatkala menghadapi
orang-orang yang memusuhi kita. Kita dapat meminta Tuhan campur
tangan. Percayalah bahwa Allah tidak akan tinggal diam. Ia tidak
akan membiarkan kejahatan berjaya dan tidak akan membiarkan
sesuatu apapun memisahkan kita dari kasih setia-Nya (band. Rm.
8:31-39).

Scripture Union Indonesia © 2017.