Akhir hidup orang fasik

Mazmur 49

Pengkhotbah mengatakan: "Oleh karena hukuman terhadap perbuatan jahat
tidak segera dilaksanakan, maka hati manusia penuh niat untuk
berbuat jahat" (Pkh. 8:11). Apa yang dikatakan pengkhotbah masih
relevan pada zaman ini. Banyak orang fasik yang belum mendapat
penghakiman, tetapi hidup dalam kemakmuran dan kemuliaan. Namun
nas hari ini mengingatkan kita bahwa walaupun mereka terlihat
hidup dengan berbahagia, tetapi sesungguhnya akhir hidup yang
mengerikan sedang menanti orang fasik.


Nas hari ini adalah mazmur hikmat, yang hendak mengajarkan hikmat
untuk direnungkan oleh setiap orang, baik hina maupun mulia, baik
kaya maupun miskin (ayat 2-5). Pemazmur mau mengajarkan bahwa
mereka yang memercayakan diri pada harta bendanya tetap tidak
dapat membebaskan diri dari kematian karena mereka tidak dapat
memberikan tebusan kepada Allah ganti nyawa mereka (ayat 6-10).
Ironisnya mereka harus meninggalkan seluruh harta kekayaan mereka
pada waktu mereka meninggal (ayat 11-13). Orang semacam ini akan
tetap diam dalam dunia orang mati (ayat 14-15), sedangkan
pemazmur sebagai umat Allah akan ditarik dari cengkeraman dunia
orang mati (ayat 16). Karena itu pemazmur menasihatkan agar tidak
perlu takut bila seorang menjadi kaya (ayat 17). Mengapa pemazmur
meminta kita jangan takut dan bukan jangan cemburu? Karena orang
kaya yang digambarkan di sini adalah orang kaya yang menganiaya
dan mengejar orang-orang benar (ayat 6). Orang kaya yang
semena-mena ini, pada akhirnya juga pasti akan mati dan tidak
akan melihat terang untuk seterusnya (ayat 18-20). Bahkan
bagaimanapun gemilangnya ia semasa hidup, jika tidak memiliki
hikmat, ia akan disamakan dengan hewan yang dibinasakan (ayat
21).


Maka marilah kita sadari bahwa bagaimanapun kehebatan orang fasik
yang kaya dan berkuasa, pada akhirnya mereka harus menerima
hukuman. Karena itu kita tidak perlu takut pada mereka. Marilah
kita bertekad untuk takut hanya kepada Allah, dan bukan takut
kepada manusia.

Scripture Union Indonesia © 2017.