Janjiku atau janji-Nya?

Markus 14:27-31

Apa persamaan para murid Yesus saat menghadapi kenyataan Kristus
akan naik ke kayu salib dengan banyak caleg pada masa kampanye
pemilu seperti saat ini? Kedua-duanya banyak omong, mengumbar
janji. Bedanya, kalau para caleg mengobral janji karena ingin
mendapat posisi di gedung DPR/MPR, maka para murid sesumbar
tidak akan mengkhianati Yesus karena ingin dapat posisi di
samping kiri dan kanan Yesus kelak (Mrk. 10:35-41). Mudah
membuat janji, tetapi sulit menepatinya.


Yesus tahu hal itulah yang akan terjadi pada para murid. Dengan
mengutip perkataan Nabi Zakharia (Za. 13:7-9), Yesus
mengingatkan mereka bahwa iman mereka akan goncang. Itu
sebabnya, Yesus segera menjanjikan bahwa Ia akan kembali
memulihkan mereka setelah kebangkitan-Nya (ayat 28). Janji Yesus
adalah ya dan benar!


Tidak demikian dengan para murid, yang didahului oleh Petrus.
Sesumbar Petrus (ayat 29, 31a) yang diikuti murid-murid lain
(ayat 31b) adalah janji kosong karena keluar dari sikap yang
takabur dan bukan sikap yang memercayai Tuhan. Mereka menolak
percaya akan perkataan Tuhan yang sudah memberitahu kerapuhan
iman mereka. Mereka bersandar pada kekuatan sendiri untuk
membuktikan kesetiaan mereka.


Syukur kepada Tuhan, kegagalan Petrus dan para murid kelak adalah
suatu pembelajaran yang berharga. Pertama, mereka belajar tidak
mengandalkan kekuatan sendiri. Kedua, mereka belajar bersandar
pada Tuhan yang janji-Nya dapat diandalkan.


Anda tidak perlu berjanji seperti para caleg kita. Cukup Anda pegang
janji Tuhan yang pasti akan digenapi lalu jalani hidup ini
dengan bersandar penuh pada-Nya. Jangan pernah berkompromi
dengan godaan dosa. Nantikan Tuhan menuntun Anda melewati
masalah demi masalah dengan berkemenangan. Ingat, Dia sendiri
sudah menang terhadap masalah kemanusiaan yang paling dahsyat,
yaitu belenggu dosa dan maut!

Scripture Union Indonesia © 2017.