Cara menjadi orang besar

Markus 9:30-37

Malu bertanya, sesat di jalan. Itulah yang terjadi pada murid-murid
Yesus. Walau tidak mengerti perkataan Yesus mengenai kematian
dan kebangkitan-Nya, mereka enggan bertanya (ayat 32). Akibatnya
mereka sesat. Ini tampak dari topik pembicaraan mereka kemudian,
yaitu tentang siapa yang terbesar di antara mereka. Ironis
bukan? Mereka mengira bahwa Yesus akan menjadi raja besar. Dan
orang yang terbesar dari antara para murid, tentu akan diberi
jabatan terbesar dalam kerajaan yang akan didirikan Sang Guru.
Maka Yesus mengajar mereka bahwa kebesaran dalam kerajaan-Nya
tergantung dari kesediaan orang untuk melayani orang lain.
Bahkan meski yang dilayani itu adalah seorang anak (ayat 36).
Dalam budaya Yahudi, anak tidak dianggap penting.


Pandangan Yesus berbeda dari pandangan dunia yang menganggap bahwa
kebesaran ditentukan oleh seberapa banyak orang yang melayani
kita. Dunia memang mencari kebesaran dalam bentuk kuasa,
popularitas, dan kekayaan. Ambisi dunia adalah menerima
perhatian dan penghargaan. Lalu salahkah berambisi menjadi orang
besar? Bukan demikian. Yesus ingin meluruskan pandangan bahwa
kebesaran adalah menjadi orang pertama, sementara orang lain
menjadi nomor dua, tiga, dan seterusnya. Kebesaran sejati bukan
menempatkan diri di atas orang lain supaya kita dimuliakan.
Kebesaran adalah menempatkan diri kita untuk melayani dan
menjadi berkat bagi sesama. Misalnya seorang dokter. Ia dianggap
besar bukan karena ia seorang spesialis yang bekerja di rumah
sakit mahal. Atau karena ia sering menjadi pembicara di
seminar-seminar kesehatan. Ia dianggap besar bila ia juga
menyediakan waktunya untuk menangani orang miskin.


Hasrat menjadi yang terbesar dapat mengancam keefektifan kita
sebagai murid Tuhan. Hasrat untuk dimuliakan seharusnya tidak
dimiliki seorang pengikut Yesus. Apa solusinya? Milikilah hati
seorang hamba. Bersiaplah mengutamakan orang lain dan
merendahkan diri sendiri. Ingatlah bahwa Yesus rela dianggap tak
berarti dan memikul salib bagi kita.

Scripture Union Indonesia © 2017.