Belajar dari sejarah

Daniel 5:1-30

Raja Belsyazar rupanya tidak belajar dari sejarah. Ia lupa bahwa
ayahnya pernah dihukum Tuhan hingga hidup seperti hewan. Itu
terjadi karena Nebukadnezar telah berlaku sombong di hadapan
Allah yang mahakuasa (ayat 19-21).


Belsyazar juga melakukan kesalahan yang sama. Kekuasaan yang dia
miliki membuat ia tidak punya rasa takut pada siapapun, bahkan
kepada Allah Israel yang seharusnya ia kenal melalui riwayat
hidup ayahnya. Maka ia pun berlaku sembarangan terhadap Allah.
Untuk pesta yang dia selenggarakan, dia mengambil perkakas Bait
Allah dan memakainya untuk minum anggur. Seolah tak cukup, ia
juga memuji dewa-dewa yang terbuat dari emas, perak, tembaga,
besi, kayu, dan batu (ayat 3-4). Jelas saja Tuhan marah kepada
manusia yang melecehkan hadirat-Nya. Kemarahan Tuhan itu lalu
disampaikan melalui tulisan di dinding. Ketakutan melanda hati
sang raja ketika melihat jari-jari yang menari-nari di dinding
menuliskan kalimat yang tidak dia pahami, baik isi maupun
artinya. Ketika akhirnya Daniel menyampaikan makna kalimat
tersebut, barulah tampak bahwa sesungguhnya Tuhan sedang murka.
Sebagai hukuman, Tuhan akan membuat kerajaan itu terpecah menjadi
dua (ayat 25-28).


Sungguh mengerikan akibat yang terjadi karena kesombongan dan akibat
yang harus diderita bila orang tidak belajar dari sejarah. Sebab
itu kita perlu belajar kisah hidup sesama orang beriman maupun
kisah tokoh-tokoh Alkitab. Kita perlu belajar, baik dari setiap
teladan maupun dari setiap kesalahan yang telah dibuat orang
lain. Jangan sampai kita jatuh ke dalam kesalahan yang sama.
Karena itu penting bagi kita untuk bukan hanya sekadar membaca
Alkitab. Kita juga perlu meneliti dengan metode baca gali Alkitab
agar bisa memahami teladan apa yang kita dapatkan dari tiap tokoh
yang kita pelajari dan peringatan apa yang harus kita camkan
baik-baik dan kemudian dihindari. Dengan demikian hidup kita akan
terus diasah menjadi hidup yang semakin berpadanan dengan
kebenaran Allah.

Scripture Union Indonesia © 2017.