Bicara hanya untuk Tuhan

Yehezkiel 3:22-27

Dalam pengamatan Anda, bagaimanakah cara Tuhan memanggil
hamba-hamba-Nya? Adakah persamaan atau perbedaan?


Ini adalah pengalaman ketiga Yehezkiel melihat penglihatan kemuliaan
Tuhan (ps. 1; 3:12, 23). Setiap penglihatan disusul dengan tugas
berat yang dipaparkan dan konsekuensinya. Sama seperti pada
penglihatan yang pertama, Roh Tuhan hadir di dalam dirinya untuk
penugasan yang khusus.


Sekilas perintah Tuhan sulit dipahami. Apa maksud Yehezkiel disuruh
pulang ke rumah dan mengurung diri? Bagaimana ia bisa menjalankan
tugas menjaga Israel kalau harus tinggal di rumah? Apalagi dengan
Yehezkiel terikat dan terbelenggu sehingga tidak bisa dengan
bebas hadir di antara kaum buangan? Yang lebih mengherankan lagi,
Tuhan akan membuat Yehezkiel bisu sehingga tidak bisa menempelak
Israel. Dari pasal 24:27, 29:21, dan 33:22 kita tahu bahwa baru
saat Yerusalem jatuh ke tangan Babel tahun 587/6 sM, kebisuan
Yehezkiel berakhir, atau sekitar 6 tahun kemudian (bandingkan
Yeh. 1:1-2 dengan Yeh. 33:22).


Kebisuan Yehezkiel bukan kebisuan total, melainkan bisu untuk
berkata-kata dari diri sendiri. Saat Tuhan menyatakan firman-Nya
untuk disampaikan kepada umat Tuhan, ia akan dimampukan untuk
berkata-kata. Dengan kata lain, Yehezkiel belajar untuk hanya
mengatakan firman Tuhan, bukan keinginannya sendiri. Totalitas
pemberitaan kenabian Yehezkiel adalah suara Tuhan sendiri. Senada
dengan itu perintah Tuhan agar Yehezkiel mengurung diri di rumah
dan bahwa ia akan terbelenggu dimaksudkan agar pemberitaannya
murni dari Tuhan, bukan inisiatif sendiri.


Itupun tidak menjamin umat Tuhan akan mendengarkan pemberitaan nabi
dan menerimanya karena dasarnya mereka kaum pemberontak. Apalagi
kalau pemberitaan nabi tidak murni berdasarkan pada firman Tuhan.
Maka jangan sampai pemberitaan kebenaran kita dilemahkan oleh
pikiran-pikiran terbatas bahkan berdosa kita!

Scripture Union Indonesia © 2017.