Memberi yang sudah diterima

1Tawarikh 29:10-20

Ada firman yang berbunyi "Lebih baik memberi daripada menerima" (Kis.
20:35). Firman ini benar karena bisa membangun mental bukan
peminta-minta. Namun di sisi lain, firman ini seolah mengatakan
bahwa status pemberi berada di atas penerima. Begitu jugakah
anggapan Anda?


Daud memuji Tuhan karena ia telah diperkenankan memberikan
persembahan bagi Tuhan, guna pembangunan Bait-Nya. Ia juga
bersyukur karena telah melihat tangan-tangan rakyatnya yang
terulur memberikan persembahan. Ia bersyukur bukan hanya karena
jumlah materi yang telah terkumpul, melainkan karena persembahan
itu menunjukkan hati umat pada Tuhan dan kerinduan mereka untuk
mendukung pembangunan Bait-Nya.


Daud memahami kebaikan Tuhan sebagai kebaikan yang memampukan umat
untuk mempersiapkan pembangunan Bait-Nya. Daud sadar benar bahwa
jika ia dan rakyatnya memberi, itu bukanlah karena kemampuan
mereka sebab apa yang mereka persembahkan itu sesungguhnya
berasal dari Tuhan juga. Jadi bagaimana mungkin manusia berbangga
hati, apalagi menyombongkan apa yang dia persembahkan bagi Tuhan?
Padahal itu adalah berkat Tuhan. Bahkan kemauan untuk memberi itu
pun merupakan karunia-Nya!


Bagaimana sikap kita terhadap persembahan? Ketika kita memberi dalam
jumlah besar, apakah kita lantas merasa diri lebih tinggi
daripada orang lain? Bagaimana sikap kita terhadap orang yang
memberi persembahan dalam jumlah besar? Merasa tersaingi dan
kemudian memberi jumlah yang lebih besar lagi? Belajar dari Daud,
kiranya kita menyadari bahwa persembahan yang kita berikan itu
adalah berkat yang berasal dari Tuhan. Jangan mencari pujian
karena persembahan yang kita berikan. Berikanlah dengan tulus
hati dan rela (2Kor. 9:7) karena kerinduan agar nama Allah
dimuliakan dan pekerjaan Tuhan terus dinyatakan. Dan ikutlah
bersyukur atas tiap persembahan yang terkumpul bagi Tuhan dan
atas orang-orang yang memberikannya.

Scripture Union Indonesia © 2017.