Ucapan syukur yang tulus

Mazmur 30

Kapan ucapan syukur sungguh-sungguh muncul di hati orang percaya
secara tulus? Bukan hanya pada saat ia merasakan pertolongan
Tuhan pada waktunya. Tetapi lebih lagi pada saat ia merasa tidak
butuh pertolongan Tuhan, ternyata kemudian keadaan berbalik
menjadi kacau, dan ternyata Tuhan siap dan masih mau menolong
dirinya.


Inilah yang terjadi. Pemazmur pernah merasa diri aman. Karena
percaya bahwa Tuhan berkenan kepadanya, pemazmur menjadi
sombong, merasa tidak akan ada apa-apa yang bisa menggoyah
hidupnya (ayat 7-8a). Ia lupa Tuhan! Maka Tuhan sepertinya tidak
hadir lagi dalam hidupnya (ayat 8b).


Kemudian kesulitan datang, pemazmur merasa sendirian dan ketakutan.
Bayangkan, situasinya bagaikan seseorang sedang meregang nyawa
karena hampir direnggut oleh maut dalam rawa hisap. Ia
berteriak-teriak tanpa daya. Dalam keadaan kepepet, baru
pemazmur ingat lagi kepada Tuhan dan berseru minta tolong
kepada-Nya (ayat 11). Berbagai alasan diungkapkan agar Tuhan
menolongnya, namun alasan utama adalah ia takut mati (ayat 10)!
Tiba-tiba tangan Tuhan terulur meraih dan mengangkatnya (ayat
4).


Tidak heran perasaan sukacita pemazmur diekspresikan dengan
tari-tarian kegembiraan yang meluap-luap (ayat 12) seraya
mengajak semua anak Tuhan mensyukuri kebaikan-Nya (ayat 5).
Memang Tuhan pernah marah karena pemazmur mengkhianati-Nya,
tetapi kemurahan-Nya jauh melampaui kemurkaan-Nya (ayat 6).


Kita semua adalah orang-orang yang pernah mengalami kengerian maut
dalam lumpur rawa dosa. Oleh kasih karunia-Nya, Kristus telah
mati untuk menebus kebinasaan kita dan memberikan kita hidup
sejati, bahkan ketika kita masih menjadi musuh Allah (Roma
5:8-10). Ungkapkan syukur Anda kepada-Nya dengan memberitakan
kebaikan-Nya kepada orang lain. Nyatakan akibat kebaikan-Nya itu
pada diri Anda, agar mereka melihat kesaksian hidup Anda, dan
bertobat!

Scripture Union Indonesia © 2017.