Belas kasih dan kasih karunia

Mazmur 6

Inilah mazmur ratapan pengakuan dosa yang pertama muncul dari tujuh
mazmur sejenis (ayat 6, 32, 38, 51, 102, 130, 143). Yang
membedakan mazmur ini adalah tidak ada pengakuan dosa yang
spesifik di dalamnya.


Belas kasih (ayat 3; kasihanilah) adalah pemberian ampunan saat
seharusnya hukuman menimpa. Kasih setia (ayat 5) senada dengan
kasih karunia, pemberian kebaikan yang tak pernah ditarik
walaupun si penerima tak layak menerimanya. Itulah yang pemazmur
mohon dari Tuhan saat ia sadar sedang menderita karena dosanya.
Pemazmur yakin penderitaan ini sendiri, entah sakit fisik (ayat
3; "tulang-tulangku gemetar"), atau gambaran simbolis tekanan
batin pemazmur (ayat 7-8; air mata dan sakit hati), adalah karena
ia sudah membuat murka Tuhan (ayat 2). Ia tambah merasa menderita
oleh ulah musuh yang menertawakan keadaannya yang papa.


Pemazmur berani memohon belas kasih dan kasih setia Tuhan karena ia
sudah pernah mengalami kebaikan Tuhan pada masa lampau.
"Kembalilah pula, Tuhan ... karena kasih setia-Mu" (ayat 5).
Pemazmur yakin Tuhan tak berubah dalam kesetiaan-Nya. Dalam
kekudusan Ia menghukum umat-Nya untuk membawa kepada pertobatan
dan pemulihan. Dengan pengampunan dan kesembuhan dari Tuhan,
pemazmur bisa kembali menaikkan syukur (ayat 6) dan sekaligus
membuktikan diri sudah bertobat dengan menolak dosa dan
orang-orang yang melakukannya (ayat 9-10). Pemazmur yakin bahwa
Tuhan pasti mengampuni dia.


Sebab itu, jangan putus asa bila Anda sedang jatuh ke dalam dosa
betapa pun kelamnya. Ingat Yesus sudah mati disalib untuk
menyatakan belas kasih Allah berupa pengampunan tuntas atas dosa.
Oleh kasih setia-Nya, Anda pasti akan diampuni lagi bila mau
mengakui dosa dan bertobat lagi. Terimalah hukuman-Nya sebagai
tindak disiplin dan proses pembaruan hidup Anda. Mohon kekuatan
untuk menahan derita dan minta ketekunan untuk belajar cara hidup
yang lebih baik sesuai petunjuk firman Tuhan!

Scripture Union Indonesia © 2017.