Iman di tengah masalah

Mazmur 3

Mengalami kudeta tentu merupakan hal yang menyakitkan bagi seorang
raja. Apalagi dikudeta oleh anaknya sendiri, seperti yang dialami
oleh Daud (ayat 2Sam. 14-19). Posisi Daud menjadi semakin
tersudut setelah Absalom berhasil merebut hati rakyat (ayat 2Sam.
15:6). Akibatnya Daud terpaksa melarikan diri dari istananya
(ayat 1, band. 2Sam. 15:14). Mungkin mazmur ini ditulis pada pagi
hari setelah ia berhasil melarikan diri.


Di tengah permasalahan berat yang menimpa dirinya, pagi itu Daud
"menemui" Allah. Daud mengadukan kesulitan besar yang sedang dia
hadapi (ayat 2-3). Nyawanya terancam. Begitu buruknya situasi
yang dia hadapi, sampai-sampai orang menganggap tidak ada lagi
pertolongan yang bisa dia harapkan dari Allah. Selain menghadapi
musuh yang mengancam nyawanya, Daud harus berhadapan juga dengan
orang yang berusaha melenyapkan iman dan pengharapannya kepada
Allah. Meski demikian, Daud tahu bahwa Allah adalah perisai yang
melindungi Dia (ayat 4). Tak ada seorang pun dan tidak ada satu
perkataan pun yang dapat mengguncang keyakinan Daud pada kasih
dan pertolongan Allah. Allah bukan hanya memberi perlindungan,
melainkan juga menganugerahkan kemuliaan kepada dirinya.


Mengingat perlindungan Tuhan yang telah dirasakan sepanjang malam,
saat ia tidur (ayat 6), membuat Daud yakin bahwa Allah menyertai
dia. Daud yakin bahwa ia tidak perlu takut menghadapi orang-orang
yang mengepung dia (ayat 7). Allah beserta dia! Siapa yang dapat
melawan? Keyakinan itu mendorong Daud untuk menaikkan permohonan
agar Allah menolong dia (ayat 8). Ia meminta Allah melepaskan dia
dari musuh-musuhnya.


Situasi pahit semacam ini mungkin tidak asing bagi kita. Kita harus
menghadapi orang-orang yang memusuhi kita dan menyerang iman
kita. Seperti Daud, kita harus tetap menyandarkan iman kita
kepada Allah. Bergantunglah pada Dia saja. Mintalah tangan-Nya
yang berkuasa menolong kita.

Scripture Union Indonesia © 2017.