Pilih yang benar!

Amsal 21:1-14

Pada zaman Raja Salomo, raja memiliki otoritas absolut. Meski
demikian Salomo menyadari bahwa bagaimanapun besarnya kekuasaan
seorang raja, tetap saja ia berada di bawah kedaulatan Allah
(ayat 1). Keputusan raja, baik atau buruk, juga berada di dalam
kendali Allah.


Bila seorang raja yang berkuasa saja berada di bawah kendali Allah,
apalagi manusia biasa. Meski manusia selalu mengira bahwa apa
yang dia lakukan adalah benar, tetapi Allah melihat motivasi yang
tersembunyi di dasar hati (ayat 2). Bila motivasi melakukan
perbuatan baik adalah untuk mendapatkan pahala sebagai imbalan,
tentu saja Allah tidak akan disenangkan. Persembahan juga bukan
semacam suap untuk menerima perkenan Allah atau pengampunan-Nya
atas kesalahan kita (ayat 3). Maka jangan pernah berpikir bahwa
Allah akan bisa disuap dengan persembahan kita, sebanyak apapun!
Jika kita berpikir demikian, artinya kita congkak, karena merasa
bisa membeli segala sesuatu dengan uang yang kita miliki (ayat
4). Orang yang semacam itu merasa dirinya lebih penting
dibandingkan orang lain karena uang yang dia miliki. Orang
semacam ini biasanya memperoleh kekayaan dengan jalan dusta (ayat
6) dan tidak memiliki belas kasihan kepada sesama (ayat 10). Pada
umumnya mereka juga menolak keadilan. Namun suatu saat hukuman
akan menimpa mereka (ayat 7), tanpa ada yang dapat menolong (ayat
13). Itu terjadi karena mata Tuhan, yang Mahaadil, tertuju atas
mereka yang tidak memiliki belas kasihan pada sesama (ayat 12).


Lalu bagaimanakah hidup kita seharusnya? Bila hidup diibaratkan
seperti suatu pengembaraan, janganlah seperti orang berdosa yang
bagai pengembara yang memilih jalan salah. Jadilah orang jujur
yang bagai pengembara yang berada di jalan benar (ayat 8). Miliki
juga hidup yang terencana (ayat 5). Seorang pebisnis harus
berpikir keras ketika membuat perencanaan agar bisnisnya sukses.
Kita pun hendaknya tidak terburu-buru saat membuat perencanaan.
Pakai akal pikiran kita dan buatlah perencanaan secermat mungkin!

Scripture Union Indonesia © 2017.