Diciptakan dengan hikmat

Amsal 8:22-36

Dunia ini tidak terjadi begitu saja. Ia diciptakan. Begitu pula
dengan segala makhluk yang berdiam di dalamnya. Allah menciptakan
semua itu di dalam hikmat-Nya, yang kekal adanya. Untuk
menegaskan bahwa hikmat mendahului ciptaan, Amsal menggambarkan
hikmat seolah ciptaan Allah yang pertama (22). Sesungguhnya
hikmat ada sebelum alam semesta diciptakan (23-29). Ia lebih tua
dari bumi ini.


Dengan hikmat-Nya, Tuhan menciptakan dunia ini (band. Ams. 3:19-20),
sehingga segala sesuatu berada dalam keteraturan sesuai dengan
kodratnya (27-30). Manusia juga diciptakan (31), tetapi sebagai
puncak karya Allah (lih. Kej. 1:26-27). Maka pada akhirnya,
segala ciptaan terbentuk menjadi sungguh amat baik (Kej. 1:31).


Hikmat adalah sumber sukacita, baik bagi Sang Khalik, Pencipta,
maupun bagi si makhluk, yang diciptakan (30-31). Tampak bahwa
hikmat bagaikan fondasi, di atasnyalah segala sesuatu dibangun.
Oleh karena itu, penting bagi manusia untuk mendengarkan nasihat
hikmat karena hikmat berasal dari Allah. Hikmat memang menganggap
pendengarnya sebagai anak-anaknya, maka ia mengimbau pendengarnya
untuk menghiraukan dan menaati dia agar mereka berbahagia dan
mendapatkan berkat (32-35).


Hikmat mempengaruhi seluruh aspek hidup manusia. Hikmatlah yang akan
memimpin orang yang bersedia mendengarkan dia, sementara hidup
orang yang mengabaikan hikmat akan berakhir sia-sia (36).
Membenci hikmat berarti menyukai maut, menyukai hikmat berarti
menyukai hidup. Yang mana yang Anda pilih? Ingatlah bahwa melalui
hikmat orang bisa mengetahui rahasia hidup yang memberi kepuasan,
yakni hidup yang mendapat perkenan Allah. Sebab itu, jadilah
orang yang berhikmat! Yakinkan diri Anda bahwa setiap aspek dalam
hidup Anda terbuka pada tuntunan hikmat Allah, agar Anda tidak
binasa. Berjalanlah dalam pimpinan hikmat Tuhan melalui pembacaan
firman Tuhan tiap hari. Hikmat ada bagi orang yang mencarinya
dengan rajin.

Scripture Union Indonesia © 2017.