Teguh dalam iman

Bilangan 14:20-38

Tuhan membuat ketentuan sesuai sifat-sifat-Nya. Ia tidak seperti
manusia yang bisa berubah-ubah. Ia tidak bisa dipengaruhi oleh
bujukan atau permohonan pihak lain. Siapa pun tak akan bisa
melawan. Musa sekali pun tidak mampu melunakkan hati Tuhan, meski
ia adalah hamba Tuhan yang Dia pilih secara khusus dan yang
pernah berhadapan muka dengan Dia. Tuhan tetap pada
keputusan-Nya.


Akan tetapi, di dalam kasih-Nya, Tuhan memenuhi permintaan Musa untuk
mengampuni bangsa itu. Ancaman penyakit sampar dicabut Tuhan.
Meski demikian, keadilan tetap ditegakkan: yang salah harus
dihukum sebagai konsekuensi pemberontakan mereka. Mereka telah
menolak rencana Tuhan yang begitu baik, maka mereka tidak akan
menerima penggenapannya. Mereka yang harus dihukum adalah yang
telah berkali-kali mengalami mukjizat Tuhan, yaitu generasi yang
keluar dari Mesir. Dalam perhitungan Tuhan, mereka sudah sepuluh
kali menista Tuhan (22-23). Sebab itu mereka akan mati di padang
gurun (29, 32-35). Mereka yang tidak dihukum mati pun mengalami
penderitaan panjang di padang gurun karena perjalanan memasuki
Kanaan diperpanjang menjadi 40 tahun! Keadilan Tuhan juga berlaku
atas para pengintai yang menghasut orang Israel. Mereka tetap
akan mati kena tulah (36-37). Sebagai perkecualian, Kaleb dan
Yosua tak ikut dihukum, karena iman dan keberpihakan mereka pada
Tuhan. Kaleb, Yosua, dan mereka yang berumur di bawah 20 tahun,
boleh masuk ke tanah perjanjian (29-30).


Terlihat bahwa Tuhan menganggap serius penolakan orang untuk
memercayai Dia. Tuhan memang panjang sabar dan mahapengampun,
tetapi bukan berarti Dia membiarkan diri-Nya dinista. Karena itu,
percayalah kepada Tuhan dan jangan pernah menolak kehendak-Nya!
Berdirilah teguh di dalam iman kepada-Nya (lih. ay. 24), karena
orang yang berdiri di pihak Dia, tidak akan Dia tinggalkan.
Bahkan meski ada tantangan dari pihak lain yang lebih kuat dari
kita, kita harus tetap taat pada kehendak-Nya.

Scripture Union Indonesia © 2017.