Akulah Anak Allah

Lukas 22:63-71

Kini musuh-musuh Yesus meminta penjelasan dari Dia mengenai
kemesiasan-Nya (67). Pertanyaan itu muncul bukan dari
keingintahuan yang tulus. Itu sebabnya Yesus mengatakan bahwa
mereka sesungguhnya bukan peduli akan kebenaran kesaksian-Nya
(67-69). Karena motivasi mereka bertanya adalah ingin
mencari-cari kesalahan dalam perkataan Yesus lalu menuduh Dia
dengan tuduhan subversif. Mereka tidak akan menanggapi dengan
benar pernyataan maupun pertanyaan Yesus tersebut (67-68). Tidak
akan ada pernyataan apapun yang berlaku sebagai kebenaran bagi
mereka. Oleh sebab itu Tuhan Yesus menyatakan diri sebagai Anak
Manusia yang akan duduk di sebelah kanan Allah yang Mahakuasa
(69). Pada kedatangan-Nya kedua kali nanti, Ia akan menghakimi
mereka yang menolak Dia.


Ironis sekali! Ucapan Yesus yang merupakan nubuat penghakiman akhir
zaman malah mereka tangkap sebagai pernyataan yang mereka
tunggu-tunggu untuk menyalahkan Yesus. Dia yang akan datang
sebagai Hakim, yang memang sejatinya adalah "Aku adalah" yaitu
Allah yang menyatakan diri kepada Musa, malah mereka hakimi.
Sesungguhnya pernyataan mereka di ayat 71 sepatutnya Yesus
tujukan terhadap mereka sendiri.


Sampai sekarang pun makin banyak orang mengeraskan hati melawan dan
mendakwa Yesus. Pemberontakan dan perlawanan mereka sesungguhnya
akan mendatangkan hukuman atas diri mereka sendiri. Bagaimana
dengan kita? Seandainya pun ada penderitaan yang kita tanggung,
kiranya itu disebabkan oleh pelayanan dan kesaksian kita.
Andaikan kita mengalami penderitaan sebagai akibat pelayanan dan
kesaksian kita tentang Yesus, ingatlah bahwa Dia telah terlebih
dulu menderita di kayu salib untuk menebus kita dari dosa.


Ingatlah: Jangan takut menderita karena kesaksian bahwa Kristus
adalah Allah, karena Dia telah menderita bagi kita lebih dulu.

Scripture Union Indonesia © 2017.