Terkabulnya doa

Lukas 11:5-13

Metode menghafal yang dipakai dalam proses belajar mengajar memiliki
kelemahan tersendiri, yakni orang tidak diajar untuk memahami
logika berpikir dan juga tidak dilatih kreatif dalam berpikir.
Begitu pula dengan doa, bila hanya diucapkan sebagai hafalan
tanpa memahami maksud atau isi doa tersebut.


Pada nas ini Tuhan Yesus menjelaskan fungsi doa dan mengapa Ia
menghendaki pengikut-Nya berdoa dengan menyebut Bapa. Tuhan Yesus
mengumpamakan penyampaian doa seperti orang yang meminta roti
kepada sahabatnya waktu larut malam, saat sahabat serta seisi
rumahnya sudah tidur (5-8). Permintaan itu akan dikabulkan karena
sahabatnya tidak mau diganggu lebih lama. Inilah yang Yesus ingin
ajarkan: jika seorang sahabat saja mau memberikan apa yang
diminta temannya, karena permintaan itu mengganggunya, apalagi
Bapa di surga. Ia pasti akan menjawab doa para murid Yesus yang
gigih dan konsisten. Doa juga dapat diibaratkan sebagai `tindakan
mencari\' untuk mendapatkan atau `tindakan mengetuk pintu` agar
dibukakan (9-10). Seorang yang tekun pasti akan menerima imbalan.
Yesus juga mengajar murid-murid-Nya untuk berdoa kepada Allah
sebagai Bapa mereka. Sebagai Bapa surgawi, Ia bukan hanya
memenuhi permintaan kita, tetapi juga melakukannya untuk kebaikan
kita. Dan kebaikan yang terbesar terwujud dalam Roh Kudus yang
diberikan-Nya pada kita.


Roh Kudus diperlukan karena Kerajaan Allah yang disebut dalam ay. 2
bersifat rohani. Orang tidak dapat melihat Kerajaan itu apalagi
mengalami kedaulatan Allah hanya dengan cara jasmani. Dengan
hadirnya Roh Kudus yang dianugerahkan Bapa, kita memiliki relasi
riil dengan Allah dan mampu melakukan kehendak-Nya. Juga memiliki
cara pandang berdasarkan wawasan yang diterangi oleh Roh Kudus.
Oleh karena itu, mintalah Roh Kudus kepada Bapa!


Doa: Berikan kepada kami Roh Kudus ya Bapa, untuk menuntun
kami di jalan-Mu. Amin.

Scripture Union Indonesia © 2017.