Mesias membawa perhentian

Lukas 4:31-44

Sesudah proklamasi bahwa diri-Nya adalah Mesias, Yesus mulai
mewujudkan kepedulian dan keterlibatan-Nya dalam berbagai
belenggu yang manusia alami saat itu. Semua itu dibuat-Nya di
hari Sabat sampai sesudah masa Sabat melalui Sabda-Nya yang
berkuasa. Sebagian dari masalah yang Ia atasi bersumber dari
roh-roh jahat.


Setan menantang Yesus, Yesus "menghardik" setan itu, lalu setan itu
"keluar" (35). Dengan bahasa yang sama, Lukas menuturkan kisah
penyembuhan ibu mertua Simon yang demam keras (38). Yesus
"menghardik" demam itu dan penyakit itu pun "meninggalkan" wanita
itu (39). Penggunaan kata-kata "menghardik", "keluar", dan
"meninggalkan", yang sering dipakai dalam pengusiran setan
menunjukkan bahwa bagi Lukas, penyembuhan penyakit sering
berjalan seiring dengan pembebasan dari kuasa Iblis (40-41; bdk.
Luk. 8:3; terutama Kis. 10:38). Dalam ay. 41, sekali lagi Yesus
"menghardik" setan-setan dan dengan keras melarang mereka
berbicara tentang Dia. Dalam misi-Nya untuk memberitakan Injil
Kerajaan Allah (43-44), Yesus mendemonstrasikan kemenangan-Nya
atas kuasa Iblis yang menentang dan menghalangi rencana Allah. Ia
menggenapi nubuat Yesaya, dengan firman kuasa-Nya Ia membawa
kelepasan dan perhentian dari berbagai perusakan yang datang dari
dosa dan si jahat.


Perikop ini juga mencatat berbagai respons orang-orang yang telah
menerima pertolongan Yesus. Ibu mertua Simon mengungkapkan rasa
syukurnya dengan melayani Yesus dan para murid-Nya (39), suatu
respons positif yang berulang kali dicatat oleh Lukas (bdk. Luk.
7:36-50; 8:1-3; Kis. 16:33-34). Betapa berbeda dengan respons
jemaat di rumah ibadat yang hanya "takjub" saat mendengar ajaran
Yesus dan menyaksikan penyembuhan orang yang kerasukan (32, 36).
Juga berbeda dengan respons orang banyak, yang ingin menahan
Yesus untuk kepentingan mereka sendiri (42).


Responsku: Taati firman-Nya dan sebarluaskan perhentian
dari-Nya dengan menyaksikan firman Yesus Kristus.

Scripture Union Indonesia © 2017.