Jangan sombong

Roma 11:13-24

Dari pergumulan Paulus yang berat tentang saudara-saudara
sebangsanya, lahirlah pemahaman teologis indah tentang rencana
keselamatan Allah untuk dunia. Ini sejajar dengan janji Allah kepada
Abraham, yang merangkul seisi dunia. Paulus melihat misinya kepada
bangsa-bangsa kafir bisa berdampak positif bagi bangsa Israel.
Bangkitnya kecemburuan dalam diri Israel telah menyiapkan mereka
akhirnya menyambut Yesus sebagai Tuhan dan Mesias (13-14). Baik akar
dari panggilan Israel maupun panggilan Injil untuk orang-orang Kristen
asal kafir adalah pilihan dan anugerah Allah untuk para bapak leluhur
Israel. Abraham adalah bapak leluhur Israel, juga bapak semua orang
beriman dalam Yesus Kristus. Prinsip pilihan dan anugerah kini berlaku
terus bagi penyelamatan yang akan terjadi kelak pada Israel (16-17).


Metafora tentang cabang yang patah kemudian dicangkokkan kembali,
yaitu bangsa Israel, dan tunas liar yang dicangkokkan pada cabang yang
telah dipatahkan itu, yakni bangsa nonIsrael, menunjukkan kemurahan
Tuhan kepada semua bangsa (16-20). Bangsa-bangsa itu mendapat
kesempatan untuk terus hidup dalam pohon anugerah-Nya. Oleh karena
itu, Paulus berkata tidak ada alasan untuk bermegah baik bagi bangsa
Israel maupun bagi bangsa nonIsrael (21-24). Yang patut menerima
pujian hanyalah Tuhan yang memberi kesempatan dan anugerah untuk
bangsa-bangsa, yang seharusnya mati dan binasa, namun sekarang beroleh
hidup yang baru dalam Dia.


Jika sekarang kita yang tadinya kafir boleh menjadi umat Allah,
tentu kita justru harus bersyukur dan bukan takabur. Ingat bahwa kita
tadinya tidak ambil bagian dalam perjanjian Israel. Kita tadinya bukan
umat, tetapi kini beroleh semua warisan ajaib itu. Terpujilah Tuhan.
Kiranya Ia mengaruniakan kita semangat PI dan doa bagi orang lain.


Renungkan: Kita adalah tunas liar yang dicangkokkan pada
pohon anugerah-Nya. Apa yang kita terima adalah anugerah.

Scripture Union Indonesia © 2017.