Dibasuh oleh Yesus

Yohanes 13:1-11

Menyadari saat-Nya sudah tiba untuk kembali kepada Bapa (ayat 1, 3),
Yesus memusatkan pelayanan-Nya kepada kedua belas murid-Nya (ayat
13:1-17:26), dimulai dengan tindakan yang melandasi segala sesuatu
yang akan terjadi berikutnya dalam hidup Yesus maupun para murid.
Yesus membasuh kaki mereka. Inilah ungkapan kasih Yesus yang tiada
tara: kasih hingga akhir hayat-Nya (ayat 13:1).


Dalam adat Yahudi, membasuh kaki biasa dilakukan orang sebelum masuk
ke rumah, setelah menempuh perjalanan penuh debu. Membasuh kaki
tidak dilakukan selagi makan. Karena itu, pembasuhan kaki yang
dilakukan Yesus bukanlah kebiasaan sehari-hari, tetapi merupakan
tindakan profetik yang melambangkan sengsara serta kematian-Nya.


Perikop ini mengaitkan pembasuhan kaki itu dengan kematian Yesus.
Pengkhianatan Yudas (ayat 2, 11) telah merintis jalan bagi
penyaliban-Nya. Yesus tahu Bapa telah menyerahkan segala sesuatu
kepada-Nya (ayat 3a), yakni kuasa untuk menyelesaikan misi
penyelamatan-Nya. Yesus berkuasa untuk enyelamatkan karena Ia
berkuasa untuk menyerahkan nyawa-Nya (ayat 10:17, 18). "Saat-Nya"
tiba untuk Yesus kembali kepada Bapa (ayat 1, 3b) melalui
kematian-Nya. Kata yang sama dengan "menyerahkan nyawa" dalam 10:17,
18 dipakai untuk "menanggalkan" jubah (ayat 4). Jadi, tindakan Yesus
menanggalkan jubah-Nya dapat dilihat secara simbolik sebagai
tindakan yang mengacu kepada kematian-Nya. Makna pembasuhan kaki
dijelaskan dalam dialog dengan Petrus (ayat 6-10).


Tugas yang dianggap hina dan rendah dilakukan Yesus untuk
menubuatkan bagaimana Ia akan direndahkan dalam kematian. Ia perlu
mati demi penyelamatan mereka yang percaya kepada-Nya. Dengan jalan
inilah Ia memungkinkan kita memperoleh "bagian di dalam Dia" (ayat
8; bdk. Luk. 22:29-30) dan memperoleh "pembersihan" dari dosa (Yoh.
13:10; bdk. 1Yoh. 1:7), asal kita memberi diri kita dibasuh
oleh-Nya.


Responsku: _________________________________________________

Scripture Union Indonesia © 2017.