Terang dari Allah

Keluaran 25:31-40

Sama seperti meja roti sajian, pembuatan kandil dijabarkan pada
perikop ini, tetapi fungsi dan tujuannya dijabarkan di nas lain
(ayat 27:20-21; Im. 24:2-4). Allah tidak bermaksud agar ruang
kudus itu diterangi oleh terang alamiah. Oleh sebab itu, Allah
merencanakan agar tempat kudus itu diterangi oleh terang yang
khusus, yang terbuat dari kandil emas. Kandil yang terdiri dari
tujuh lampu itu harus dinyalakan oleh imam yang bertugas setiap
petang hingga pagi hari. Tujuannya semata-mata untuk memancarkan
cahaya di seluruh ruangan itu. Oleh sebab itu, imam yang bertugas
harus menjaga agar lampu-lampu itu tidak kehabisan minyak yang
dikhususkan Tuhan, yaitu minyak zaitun. Dengan kata lain, ruang
kudus itu tidak boleh berada dalam keadaan gelap. Kandil emas itu
sendiri melambangkan Tuhan Yesus. Dia menyebut diri-Nya sebagai
Terang Dunia (Yoh. 8:12). Wahyu 21:23 juga memberitahukan bahwa
Yesus adalah Terang Kota Surgawi. Kehadiran Yesus, melalui
Roh-Nya, dalam hati orang Kristen menjadikan kita juga bagian dari
kandil emas. Jadi, dapat juga dikatakan bahwa kandil emas
menggambarkan kesaksian orang percaya yang telah didiami oleh Roh
Yesus (Rm. 8:9). Ketujuh lampu dari kandil itu menggambarkan
kemahasempurnaan Roh Yesus.


Manusia duniawi tidak memiliki terang surgawi karena Roh Yesus tidak
hadir dalam hati orang tersebut. "Tetapi manusia duniawi tidak
menerima apa yang berasal dari Roh Allah... ia tidak dapat
memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani"
(ayat 1Kor. 2:14). Kehadiran Roh Yesus dalam diri orang Kristen
akan menolong mereka mengerti firman Tuhan, memampukan mereka
bersaksi untuk Injil Yesus Kristus, dan memberi mereka kekuatan
dalam menghadapi penganiayaan dan penderitaan.


Renungkan: Terang Kristus yang hadir dalam hidup Anda adalah untuk
Anda dan sekitar Anda. Hiduplah dalam terang maka Anda akan
menerangi sesama yang masih tinggal dalam kegelapan.

Scripture Union Indonesia © 2017.