Dosa membuat hati rusak dalam pemberontakan terhadap Allah. Oleh
karena itu, penyelesaian masalah dosa tidak cukup dengan menyesali
dan meninggalkan dosa melainkan hati yang rusak itu harus
diperbarui total.
Itulah yang Tuhan Yesus maksudkan ketika Ia berkata bahwa seseorang
harus dilahirkan kembali untuk dapat diselamatkan (ayat 3). Lahir
kembali adalah pembaruan hati dari Roh Kudus. Ajaran Tuhan Yesus
ini sebenarnya menggemakan nubuat Yehezkiel yang menunjuk kepada
pentahiran dosa manusia melalui baptisan air dan Roh (ayat 5; lih.
Yeh. 36:25-27). Baptisan air adalah lambang pekerjaan Roh Kudus
mentahirkan hati seseorang sehingga ia bertobat. Seperti tiupan
angin yang bisa dirasakan, tetapi tidak dapat dilihat oleh mata
atau dimengerti oleh pikiran manusia, demikian juga pekerjaan Roh
Kudus itu. Walaupun pekerjaan-Nya tidak terlihat karena terjadinya
di pusat kehidupan seseorang, namun dampak perubahan secara total
pada hidup orang itu dapat terlihat (ayat 8). Hanya dengan
kelahiran kembali oleh Roh Kudus (ayat 6b), hidup manusia bisa
berkenan kepada Allah, sedangkan hidup dalam sifat dosa (daging,
ayat 6a) hanya membuahkan murka Allah. Karya pembaruan Roh Kudus
itu tidak mampu dipahami oleh orang-orang seperti Nikodemus (ayat
9) karena mereka tidak menerima dan percaya kepada pengajaran
Tuhan Yesus (ayat 11-12). Hanya mereka yang terbuka pada Yesus dan
firman-Nya dimampukan mengerti kebenaran Ilahi ini.
Sering kali kita terjebak dengan pandangan sempit seperti Nikodemus.
Perbuatan baik, ikut melayani di gereja, memberi persepuluhan,
sudah dibaptis dalam air, dan berbagai tanda keagamaan Kristen
lainnya tidak menjamin diri pasti selamat. Hanya pembaruan dari
Roh Kudus, dapat membuat seseorang berkenan kepada-Nya. Mari kita
periksa diri, apakah kita sudah dilahirkan kembali?
Responsku:
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________