Harus dikuduskan dulu!

Keluaran 4:18-31


Seseorang yang mau dipakai Tuhan sebagai alat-Nya, tidak cukup
hanya menyatakan kesediaan dan ketaatan. Ia harus menyesuaikan
diri dengan panggilan kudus tersebut. Tanpa kekudusan tak
seorang pun layak dipakai Tuhan.


Akhirnya, Musa taat pada pengutusan Allah. Dia memutuskan kembali
ke Mesir. Suatu keputusan yang tidak mudah, namun dengan jaminan
Tuhan Musa pulang (ayat 4:19). Atas izin mertuanya, Yitro ia
membawa keluarganya pulang ke Mesir (ayat 18). Musa harus
mempersiapkan umat Israel untuk keluar dari Mesir dengan
menyatakan firman-Nya disertai tanda-tanda mukjizat (ayat
28-31). Kemudian Musa harus menghadap Firaun untuk pembebasan
umat Israel. Tanda mukjizat pun akan menyertai Musa, baik yang
sudah diberikan Tuhan sebelumnya maupun tulah kematian anak
sulung Firaun kelak. Hukuman Tuhan jelas dan adil. Kalau Firaun
menahan anak sulung Tuhan (Israel), maka Tuhan akan membunuh
anak sulung Firaun (ayat 22-23). Dengan cara demikian kuasa
Tuhan didemonstrasikan di hadapan orang yang menolak taat.


Mengapa tiba-tiba Tuhan mau membunuh Musa? Musa melalaikan sunat
sebagai tanda perjanjian Abraham. Sunat merupakan tanda
seseorang adalah umat perjanjian (lihat Kej. 17:9-14). Musa
tentu sudah disunat, namun rupanya anaknya belum. Musa sebagai
orang tua yang beriman bertangung jawab menyunatkan anaknya.
Artinya, komitmen Musa untuk melayani Tuhan harus disertai
dengan komitmen mengkuduskan diri dan keluarganya.


Sunat dapat dibandingkan dengan baptisan kudus. Seseorang memberi
diri dibaptis sebagai pengakuan diri sudah menjadi anak Tuhan.
Namun, yang jauh lebih penting bukan tanda melainkan kehidupan
yang menunjukkan buah-buah pertobatan. Bagi hamba Tuhan, hal ini
sangat penting. Pelayanan Anda dimulai dengan hidup kudus yang
nyata di hadapan orang lain.


Camkan:
Pelayanan kudus hanya dapat dilakukan oleh mereka yang hidupnya
kudus.

Scripture Union Indonesia © 2017.