Penolakan.

Matius 13:53-58

Nubuat Yesaya yang dikutip Yesus (Mat. 13:14-15) kini digenapi
secara ironis dalam penolakan terhadap Yesus di Nazaret. Meski
Kapernaum pusat pelayanan-Nya, Yesus tetap menganggap Nazaret
kota asal-Nya. Yesus masuk ke kota asal-Nya. Awalnya Ia disambut
hangat, bahkan diundang berkhotbah di sinagoge di tempat
asal-Nya. Jemaat yang mendengar khotbah Yesus bahkan sangat
takjub oleh perkataan-Nya. Khotbah Yesus disebut sebagai sangat
berhikmat (ayat 54). Jikalau khotbah Yesus begitu memukau
mengapa mereka menolak Yesus?


Penduduk Nazaret mengenal keluarga Yesus. Mereka mengenal Yusuf,
ayah-Nya seorang tukang kayu (ayat 54-56). Ibu Yesus mereka
kenal, bahkan adik-adik Yesus semuanya mereka kenal. Keluarga
Yesus mereka kenal secara baik dan intim. Karena latar belakang
keluarga Yesus yang bersahaja dan bukan dari keturunan rohaniwan
zaman itu, sulit bagi mereka memahami asal usul ajaran Yesus.
Mereka berpendapat bahwa orang biasa tidak mungkin mampu
berkhotbah dengan hikmat sedemikian. Ajaran yang demikian
berhikmat pastilah berasal dari Allah. Mengakui Yesus sebagai
nabi saja sulit apalagi menerima-Nya sebagai Anak Allah.


Sikap penolakan penduduk Nazaret terhadap Yesus terutama bukan dalam
bentuk menolak Yesus secara fisik, tetapi menolak untuk percaya
pada Yesus. Faktor yang membuat mereka sulit menerima diri dan
pelayanan Yesus adalah bahwa Allah menyatakan kemuliaan-Nya di
dalam kesahajaan manusia Yesus. Yesus tidak datang dengan
kekuatan militer untuk menggempur musuh-musuh-Nya. Faktor ini
juga yang menjadi batu sandungan dari zaman ke zaman, yaitu
bahwa kuasa keselamatan Allah datang melalui kematian Yesus di
salib. Bagi dunia kayu salib merupakan lambang kekalahan.


Camkan:
Bersiaplah menerima respons negatif orang tatkala Anda
menyaksikan bahwa Yesus yang tersalib adalah jalan keselamatan
dari Allah untuk manusia.

Scripture Union Indonesia © 2017.