Hati-hati terhadap sikap ketamakan.

Pengkhotbah 5:7-6:12
Minggu ke-19 sesudah Pentakosta

John Rockefeller (salah seorang terkaya di dunia) ditanya
pemahamannya tentang arti "cukup." Ia menjawab, "Cukup bagi saya
adalah memiliki sedikit lebih dari apa yang telah saya miliki
sekarang".


Pada saat ini banyak orang yang memiliki pandangan seperti John
Rockefeller. Kitab Pengkhotbah pun menyatakan bahwa kecintaan
seseorang terhadap kekayaan tidak akan pernah terpuaskan
meskipun orang itu telah memiliki harta benda yang melimpah
(ayat 5:9). Kebanggaan dan keinginan seseorang terhadap kekayaan
akan membuatnya terpacu untuk mencari dan menambahkan hartanya
terus-menerus, padahal ia tidak akan dapat membawa segala
miliknya itu setelah ia meninggal (ayat 12-16). Bahkan selama ia
masih hidup pun kekayaannya itu tidak selalu dapat dinikmatinya
(ayat 6:1-2) sebab pencuri, sakit-penyakit dan berbagai bencana
(seperti alam, kebakaran, pencurian, dll.) dapat menyebabkan
kekayaan tersebut hilang. Lebih baik jika kita diberikan Tuhan
kemampuan untuk dapat menikmati semua berkat Tuhan sebagaimana
dinyatakan dalam nas ini (ayat 5:17-18).


Jika kita telah diberkati Tuhan dengan kekayaan dan berkat secara
fisik, jangan lupa bahwa Tuhan akan meminta pertanggungjawaban
kita tentang bagaimana cara kita mengelola kekayaan tersebut dan
apa motivasi kita mencari harta dan semua kebanggaan duniawi.
Cara pengelolaan yang salah dan motivasi yang keliru dapat
membuat orang Kristen tergoda dengan berbagai dosa. Salah satu
di antaranya adalah dosa ketamakan. Dosa ketamakan menekankan
pada sikap ingin memperoleh kekayaan sebanyak-banyaknya. Sikap
ini menyebabkan anak Tuhan terikat dengan keinginan mencari
kepuasan secara fisik saja dan melupakan Tuhan sang pemberi
berkat. Akibatnya, orang Kristen kehilangan berkat yang
sesungguhnya yaitu berkat secara rohani.


Jadi, yang benar adalah harta bukan tujuan utama dalam hidup ini
melainkan suatu sarana agar kita dapat menikmati dan memuliakan
Tuhan dalam hidup ini.


Renungkan:
Semua karunia Allah termasuk harta perlu kita pakai dalam sikap
dan cara yang menomorsatukan Allah.

Scripture Union Indonesia © 2017.