Kekudusan jemaat.

1Korintus 5:1-13
Minggu ke-14 sesudah Pentakosta

Jemaat Korintus berada dalam kondisi memprihatinkan, karena: [1]
ada di antara orang-orang Kristen melakukan perbuatan memalukan,
yang bahkan tidak dilakukan oleh orang kafir sekalipun, yaitu
tidur dengan ibu tiri sendiri (ayat 1); [2] kesombongan rohani
(ayat 2,6): jemaat Korintus merasa bangga karena menganggap sikap
mereka menerima orang-orang yang melakukan percabulan dalam
komunitas jemaat adalah suatu kemajuan.


Berbeda dengan jemaat, Paulus justru terpukul, sebab sebenarnya
bangga akan perbuatan dosa adalah suatu kemunduran. Seharusnya
jemaat segera bertindak karena perbuatan dosa jika dibiarkan
tidak saja membinasakan individu si pelaku tetapi seluruh jemaat
akan tercemar. Hal penting yang harus orang Kristen cermati
adalah bahwa kondisi ini selain merusak kesaksian kekristenan,
juga melemahkan iman orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus
Kristus. Paulus menekankan bahwa dosa harus dibenci, dan orang
yang berdosa harus didisiplin. Disiplin yang dijatuhkan semata-
mata untuk menjaga kekudusan warga jemaat secara pribadi dan
seluruh jemaat.


Di zaman sekarang ini, ada kecenderungan yang sama yaitu tidak
menegur anggota jemaat yang melakukan perbuatan dosa, dengan
berbagai alasan, misalnya takut dimusuhi. Akibatnya perbuatan
dosa menjadi hal yang biasa-biasa saja!


Renungkan:
Dosa harus ditelanjangi, pendosa harus digembalakan dan dibimbing
untuk bertobat. Warga gereja ikut bertanggung jawab untuk saling
menjaga kekudusan jemaat.



Bacaan untuk minggu ke-14 sesudah Pentakosta


Yosua 24:14-18; Efesus 5:21-33; Yohanes 6:60-69; Mazmur 34:15-22


Lagu KJ 157

Scripture Union Indonesia © 2017.