Jika ini adalah milikku, maka ... ?

1Korintus 3:18-4:5
Minggu ke-13 sesudah Pentakosta

Biasanya, kita akan melanjutkannya dengan "... saya bebas
melakukan apa saja dengannya dan kepadanya." Benar demikian? Apa
yang Paulus katakan dalam bagian ini memberikan kepada kita suatu
pengertian yang agak berbeda tentang arti kepemilikian atau
memiliki sesuatu.


Dalam bagian ini, Paulus meringkaskan argumen-argumen terdahulunya
demikian: mengapa bermegah pada manusia; mengapa memfavoritkan
seorang pelayan dan berselisih sehingga ada perpecahan? Semuanya
tidak perlu, karena segala sesuatu adalah milik-"mu", milik
jemaat Korintus (ayat 21,22). Argumen seperti ini menarik, karena
bagi sebagian orang, masalah hak milik justru menjadi sumber
perpecahan dan perselisihan. Lalu apa arti kepemilikan seperti
ini? Jemaat Korintus memiliki segala sesuatu, karena mereka
adalah milik Kristus, Sang Pemilik segala sesuatu. Mereka
memiliki segala sesuatu dalam Kristus, oleh kasih karunia Allah,
demi statusnya sebagai bait Allah: sebagai tempat Roh Allah nyata
dalam kehidupan jemaat, sehingga menjadi alternatif ilahi yang
kontras dengan gaya hidup kota Korintus yang dekaden.


Memiliki segala sesuatu dalam Kristus bagi orang percaya berimplikasi
dua hal. Pertama, karena di dalam Kristus kita memiliki segala
sesuatu, maka kita hanya dapat bermegah dalam Tuhan dan tidak
mengandalkan diri sendiri. Hidup Kristen yang memiliki segala
sesuatu adalah hidup yang mencari hikmat Allah dan taat kepada
kehendak-Nya dalam segala sesuatu. Kedua, memiliki segala sesuatu
di dalam Kristus berarti sadar bahwa kita semua adalah milik
Kristus; hamba Kristus. Sesama hamba Kristus kita tidak
diperkenankan untuk saling menghakimi, karena hanya Tuhanlah
satu-satunya hakim.


Renungkan:
Jangan biarkan hidup Anda menjadi hidup yang melulu mengumpulkan
barang milik, tetapi hidup kehambaan. Karena hanya dalam Yesus
Kristus Anda sejati telah memiliki segala sesuatu.

Scripture Union Indonesia © 2017.