Memindahkan gunung.

Markus 11:20-26
Minggu Sengsara 5

Bagi orang Kristen, ini mungkin sudah biasa. Iman yang sanggup
memindahkan gunung adalah slogan dari banyak orang Kristen.
Sayang, kadang iman dimengerti secara sangat simpel, "percaya
saja!" Nas ini mengajak kita untuk merenungkan, iman seperti apa
yang sanggup memindahkan gunung.


Pohon ara yang mengering karena kutukan Yesus menjadi batu loncatan
bagi diskusi tentang apa arti dari kepercayaan kepada Allah.
Pertama tentu saja adalah kepercayaan penuh kepada kuasa Allah.
Bahkan, iman ini (Yun.: pistis) dapat memindahkan gunung ke
dalam laut. Tidak ada yang tidak mungkin untuk terjadi bagi
orang yang meminta dan berdoa kepada Allah.


Tetapi ada hal penting lain yang tidak boleh dilupakan. Seseorang
yang beriman kepada Allah juga harus mempunyai hubungan yang
baik pula dengan sesamanya. Iman yang dapat memindahkan gunung
tidak terpisahkan dari perbuatan yang dapat meruntuhkan tembok-
tembok pemisah. Yesus dengan spesifik menunjuk kepada mengampuni
kesalahan sesama. Di dunia yang penuh dengan kemajuan teknologi
ini, kadang sungguh-sungguh lebih mudah memindahkan sebuah bukit
ke dalam laut untuk menguruk sebuah teluk ketimbang meruntuhkan
tembok maya berupa kebencian antara sesama manusia. Karena itu,
pengampunan kepada sesama sebenarnya merupakan salah satu tanda
iman yang penting. Bahkan bisa dikatakan, seseorang belum benar-
benar beriman kepada Allah, dan kepada karya pengampunan-Nya,
bila ia belum dapat mengampuni sesamanya. Ingin memindahkan
gunung, dan melakukan hal-hal besar lain bagi Allah dalam iman
dan ketaatan kepada kehendak-Nya? Saling mengampunilah karena
Allah.


Renungkan:
Hal terpenting bukan bahwa gunung pindah, tetapi demi rencana
kasih dan kemuliaan Siapa sang gunung pindah karena iman?

Scripture Union Indonesia © 2017.