Nyanyian lama.

Kejadian 4:17-26
Minggu Epifania 4

Alkitab kini berbicara tentang kebudayaan. Manusia semakin kaya,
berpakaian dan berharga diri. Sayang, semuanya itu adalah
kemiskinan di mata Allah. Kain pun beranak cucu. Ia mendirikan
kota pertama dalam sejarah manusia. Silsilah berlanjut sampai ke
Lamekh. Setelah kasus Kain, kita bertanya-tanya tentang apa yang
akan terjadi dalam drama umat manusia. Bagian narasi ini
memberitahukan kita kelanjutannya. Manusia makin bobrok.Lamekh
mengambil 2 istri padahal Allah berfirman bahwa laki-laki akan
menikah dengan seorang istri (ayat 2:24). Ia juga membunuh
seorang laki-laki. Pembunuhan ini adalah pembunuhan berdasarkan
ketidakadilan. Kalau Tuhan berbicara mengenai pembalasan 7 kali
lipat kepada Kain (=pembalasan setimpal), maka Lamekh berbicara
tentang pembalasan yang berlebihan (ayat 70 kali lipat).
Celakanya, Lamekh begitu bangga sampai menyanyikan nyanyian
dendam. Kasih makin lenyap dari kehidupan manusia.


Sebagai pengganti Habel, lahirlah Set. Kalau kita memperhatikan
bahwa Set lahir ketika Adam berumur 130 tahun (ayat 5:3), maka
sebenarnya Set lahir sebelum generasi ketujuh Adam, Lamekh.
Pertanyaannya, mengapa urutan ini ditempatkan tidak sesuai
generasi? Tentu penekanannya adalah garis keturunan yang akan
diperkenan Allah. Setelah Set melahirkan anaknya, orang-orang
mulai beribadah kepada Tuhan, menyerukan nama Tuhan. Maka,
terbagilah umat manusia ke dalam dua jalur: mereka yang
menentang Allah, dan mereka yang bersandar kepada Allah.


Nyanyian lama adalah nyanyian pembalasan dendam. Tidak demikian
dengan nyanyian baru. Nyanyian baru adalah nyanyian pembebasan,
nyanyian kasih yang menang, kasih yang ditunjukkan oleh Anak
Domba Allah (Why. 5:9)!


Renungkan:
Nyanyian apa yang Anda nyanyikan selama hidup berbudaya di
dunia?

Scripture Union Indonesia © 2017.