Yesus memperbarui hidup.

Yohanes 4:15-26
Minggu Ke-2 sesudah Natal

Perjumpaan dan pembicaraan dengan Tuhan Yesus telah mengubah hidup
perempuan Samaria itu secara radikal. Hidupnya tidak seperti hari-hari
sebelumnya. Sesuatu telah terjadi dalam hidupnya sebagai
akibat perjumpaan dan pembicaraannya dengan Tuhan Yesus. Semuanya
karena inisiatif Tuhan Yesus. Tuhan Yesus yang mencarinya. Tuhan
Yesus juga yang membimbingnya dalam percakapan, sampai ia mengenal
siapa Yesus dan terbuka pada pembaruan dari Yesus atas hidupnya.


Pada awal pembicaraan itu ia tidak mengenal dengan siapa ia sedang
berbicara. Ia hanya tahu bahwa ia sedang berbicara dengan seorang
Yahudi (ayat 9). Kemudian ia menyapa Tuhan Yesus dengan sebutan
tuan (ayat 11). Sementara pembicaraan berlangsung, ia menyadari
bahwa Yesus lebih daripada yang disapanya. Namun, untuknya tetap
Yesus lebih rendah daripada leluhurnya Yakub (ayat 12). Ketika
Yesus mengungkapkan semua perbuatannya, ia menyadari bahwa Yesus
adalah seorang nabi (ayat 19). Tetapi, Tuhan Yesus tidak berhenti
di situ. Ia membimbing pengenalan perempuan Samaria sampai ke
puncaknya, yakni bahwa Ia adalah Mesias (ayat 25-26).


Pengenalan bahwa Yesus adalah Mesias merupakan puncak karena hal ini
sesuai dengan tujuan penulisan Injil Yohanes, "... tetapi semua
yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya bahwa
Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu
memperoleh hidup dalam nama-Nya" (ayat 20:31). Pengenalan
perempuan Samaria terhadap Yesus sejalan dengan maksud penulisan
Injil. Inilah saat terindah dalam hidupnya, saat ketika ia percaya
kepada Yesus, saat ia bertemu dan mengenal Mesias. Ia tidak pernah
membayangkan sebelumnya bahwa perjalanannya mengambil air ke sumur
merupakan perjalanan yang mengubah hidupnya secara radikal.


Renungkan: Tuhan Yesus mengenal manusia secara utuh dan lengkap. Tidak ada
yang tersembunyi baginya. Seluruh hidup kita terbuka bagi-Nya. Di
hadapan Tuhan Yesus tidak perlu ada yang disembunyikan. Tuhan
Yesus berbicara kepada kita untuk memenuhi kebutuhan dan keperluan
kita yang terdalam karena Ia mengenal kita seutuhnya. Terbukakah
kita pada inisiatif-Nya memasuki hidup kita dan menyambut Dia
sebagai kepuasan sejati?

Scripture Union Indonesia © 2017.